Aku terbaring di hamparan tikarÂ
mencoba menyatu dengan alam dan memandang lepas langitÂ
sesaat lelah terhempasÂ
aku mengingat masa
saat syair melantun dengan merdu
segudang angan masa lalu datang membayang
merangkai dalam kata indah namun lelah mengingat pula saat itu menapaki
Sebaris larik Rumi menggugah angan
bahwa hanya cintalah yang bisa menerangkan cinta dan kisah cintanya
hanya cinta yang pasti mengerti
indahnya kata yang mengurai makna tersirat untuk menguak misteri
aku sendiri tak tahu di sudut mana sejatinya aku bisa merasakannya
mungkinkah kata ini yang pertama datang masa remajaÂ
degub dada berdetak kerasÂ
ketika saura dan bayangan yang melintas dari balik tiraiÂ
seluruh rasa dan angan
mengusik mengerahkan pikiran untuk mengerti bahwa itu dia
ketika aroma menusuk yang melekat dibajumu
ketika itu juga melintas semua memory kau duduk di dekatku
seolah saat itu dibudak dalam makna dalam kisahnya
walau duri mawar pedih menusuk terabaikan rasanya
harus menelan kina saat terabaikan dalam masa perhatian
dan ujungnya menghibur diri tak megapaÂ
aku tak mengharap balasan  Â
kisahnya ini akan melekat setiap detik dan menit saat mengisi ruang rasa
sentuhan jabat tangan pertama dalam ijab kabul masih teringat
inilah cinta  yang ceritanya tak bisa terurai masih misteri
larik Rumi menguraikan bahwa ketika kita datang di dunia cinta
Akal terbaring tak berdaya  bagai keledai terbaring dalam lumpur hina
apakah benar adanya ... entahlah
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI