Mohon tunggu...
Wiwin
Wiwin Mohon Tunggu... Lainnya - simple

saya seorang ibu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Siapa yang Tahu

4 Maret 2020   22:19 Diperbarui: 4 Maret 2020   22:16 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://twitter.com/tebuirengonline

Ketika senja dan fajar berdiskusi dengan mentari

kapan akan datang silih berganti untuk menghiasi alam raya

tak alih juga menyampikan ke pada awan 

esok akan adakah awan cumulonimbus 

jangan harap

kau tak mampu mereka adegan apa yang akan terjadi

ketika mentari dihadang gumpalan hitam awan 

angin merajai sesaat 

rintik berjajar semakin cepat  temponya

terbesit diangan

sekedip 

apa yang terjadi 

badaikah

luberkah

jadi banjirkah nanti

kepanikan tersirat diraut

satu sisi lintasannya akan singgahi kini murung

ilahi robbi 

tepiskan lara ini

gudukan kesalahan yang kami akui pungkiri perintahmu

tak mampu kami menahan cambukanMu

kilau petir yang selalu taat atas printahMu mengiringi gemuruh geluduk

kami takut mendengar gelegarnya dari jauh 

tepiskan ilahi robbi

ribuan tetes air mata di alam rayamu

tak mampu menahan murkamu walau sedetik

hamba yang tengadah dalam sesal 

meyakini

yang terjadi semua kehendakmu

siapa yang tahu

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun