Banten-Kesepuhan Cisungsang di Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten, tepat tak jauh dari Cisungsang terdapat batasan antara Banten dan Jawa Barat. Masyarakat Kesepuhan Cisungsang memiliki sebuah upacara adat sebagai kearifan lokal di daerah tersebut yang dinamakan Seren Taun. Kearifan lokal ini masih ada sampai saat ini yang selalu dilestarikan dari tahun ketahun.
Kata Cisungsang sendiri dibuat dengan dua suku kata, pertama “ci” yang artinya “air” dan “sungsang” yang artinya “terbalik”. Maka dari itu Cisungsang sendiri memiliki air yang mengalir kembali ke hulu.
Kata “seren” sendiri merupakan arti dari “seserahan” dan “taun” arti dari tahun. Seren Taun sering diartikan masyarakat sekitar sebagai upacara penyerahan sedekah sebagai wujud syukur masyarakat atas melimpahnya padi selama satu tahun. Upacara ini biasanya dapat dilihat oleh pengunjung lokal maupun internasioanal.
Dalam rangkaiannya, upacara ini dilakukan 7 hari 7 malam. Ada lima tahapan kegiatan dalam melakukan Seren Taun, pertama Nibakeu Sri Ka Bumi yang artinya menurunkan padi ke tanah. Setiap kelompok nantinya akan disiapkan oleh ketua kelompok ialah padi dalam bentuk ikatan yang akan ditanam di huma dan di sawah.
Kedua, rangkaian Ngamitkeun Sri Ti Bumi yang dilakukan dengan mengumpulkan pada hari panen keseluruh Kesepuhan Cisungsang. Dari tahapan ini mulai dengan adanya pemberitahuan dari pemimpin Kesepuhan, bahwa padi akan dikumpulkan dan diperiksa kembali.
Ketiga, rangkaian Salametan Rasul Pari Ti Teuit sebagai bentuk untuk mengatur kembali padi yang sudah ada di lobang sebelum menerima padi. Upacara ini dilakukan syukuran padi yang di dalam lumbung.
Keempat, Seren Taun yang menjadi inti dari semua ritual ini, yaitu ritual pembacaan doa atas berlimpahnya hasil panen. Seren Taun biasanya sering dikenal sebagai rangkaian Serah Taun yang memiliki arti menyerahkan hasil panen. Dan rangkaian akhir, cacah jiwa, dilakukan penghitungan penduduk yang menjadi penyungsung adat Kesepuhan.
Bukan hanya kelima rangkaian itu saja yang dilakukan. Selain upacara Seren Taun, dilakukan pula pesta padi dan pengajian setelahnya.
Nama Penulis : Wiwin Husnul Hotimah
(Mahasiswa Universitas Pamulang, Sastra Indonesia)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI