Mohon tunggu...
Wina Ramadhani
Wina Ramadhani Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Bercita-cita untuk terus membaca.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Tidak Hanya Urusan Cinta, Gaslighting Ada di Dunia Kerja

25 September 2021   15:08 Diperbarui: 29 September 2021   16:31 502
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Redd, unsplash.com

Gaslighting, kata ini belakangan kerap dikaitkan dengan hubungan percintaan. Pasangan yang penuh dengan tindakan manipulatif dan mengontrol biasanya menjadi ciri dari perilaku gaslighting. Namun, perlu juga diwaspadai, bahwa gaslighter tidak hanya ada di dunia percintaan, tapi juga di dunia kerja. 

Apa itu Gaslighting?

Secara konsep sebetulnya masalah gaslighting di dunia kerja sama dengan urusan sepasang kekasih. Gaslighting adalah bentuk manipulasi atau psikologis terhadap seseorang atau sekelompok orang secara "terselubung". 

Gaslighter (pelaku gaslighting) melakukan tindakan secara terus-menerus tanpa disadari dan membuat korbannya mempertanyakan diri, kemampuan, dan nilai dari diri mereka sendiri.

Di dunia kerja, seseorang yang terkena gaslighting ini mungkin akan mempertanyakan, apakah ia mampu mengerjakan tanggung jawabnya, apakah ia kompeten, atau bahkan mempertanyakan kenapa ia bisa diterima di tempat kerjanya. 

Para korban gaslighting di dunia kerja juga bisa menunjukkan perilaku seperti berlebihan dalam meminta maaf, merasa terisolasi dari lingkungan kerja, tidak percaya diri dalam tampil dan menyampaikan pendapat, serta tidak bisa mengambil keputusan sendiri. 

Kenapa Gaslighting Bisa Terjadi di Dunia Kerja?

Perlu menjadi catatan, bahwa gaslighting di dunia kerja tidak hanya terjadi antara relasi pekerja dan atasannya, tetapi juga bisa terjadi antara sesama rekan kerja yang setara dalam urusan status dan posisi. 

Pertanyaannya, kenapa bisa ada gaslighting? Kenapa seseorang melakukan tindakan gaslighting baik secara sadar dan tidak? 

Sayangnya, ternyata secara umum memang sifat dan tindakan ini datang dari bibit manipulatif dan narsistik dalam diri seseorang. 

Secara natural mereka, para gaslighter ini menginginkan kontrol atas seseorang. Mereka ini memiliki perasaan mampu mengendalikan sesuatu dan orang lain, juga merasa bahwa mereka adalah "yang paling penting" dan "paling baik". 

Ya, narcissistic personality disorder (NPD) bisa jadi berperan di dalam diri seseorang. Baik disadari atau tidak. Berdasarkan Medical News Today, dikatakan bahwa orang-orang dengan NPD biasanya merasa haus akan kekaguman dan perhatian, yakin bahwa dirinya istimewa, yakin bahwa dirinya lebih baik dari orang lain, dan biasanya kurang memiliki rasa empati. 

Di dunia kerja, kita perlu bertemu dengan orang-orang yang supportive untuk bisa berkembang dan sukses dalam mengerjakan tugas. Mau tidak mau, perlu mengetahui dan mengenali ciri gaslighter dan tindakannya.

Bagaimana Mengenalinya?

Selain penting dalam menentukan urusan karier, bisa mengenali tanda gaslighting dan gaslighter juga penting untuk kesehatan jiwa. Bagaimana kita bisa mengenalinya? Di bawah ini adalah beberapa tindakan yang umum terjadi: 

  • Menyampaikan narasi negatif tanpa diketahui kepada sesama rekan kerja atau atasan, bahkan berbohong atau bergosip.
  • Mengatakan hal dan komentar negatif di tempat umum. Ini bisa terjadi saat pekerjaan berlangsung atau bahkan di sosial media. "Kamu/Dia kan orangnya bla... bla... bla..."
  • Mengeluarkan candaan negatif dan berkata sarkas. Sering kali omongan-omongan atau ledekan diiringi dengan kata "Bercanda aja, kok!" dan ungkapan serupa.
  • Memperlakukan seseorang secara tidak adil, biasanya dalam pembagian tugas dan diikuti dengan menyalahkan korban.
  • Menunjukkan tindakan yang berbeda dengan ucapan. Ini bisa terjadi saat berjanji tepat waktu saat ada deadline, tapi ingkar. Atau, berpura-pura belum menerima laporan, padahal sudah.
  • Mempertanyakan, mempertentangkan, dan menyerang perspektif seseorang saat mengemukakan masalah pekerjaan. Hal ini terjadi berulang tanpa alasan atau tujuan tertentu.
  • Bertanya dan "menguji" pengetahuan rekan kerja yang tidak memiliki tanggung jawab atas suatu hal. Tujuannya agar korban menjawab "tidak tahu".

Saat bertemu atasan yang suka mengoreksi dan meminta revisi pekerjaan, belum tentu dia melakukan gaslighting. Namun, saat atasan seolah-olah menyabotase pekerjaan, seperti mengubah deadline, bisa jadi ia melakukan gaslighting. 

Bentuk-bentuk di atas ini umumnya bersifat konsisten, terus menerus dilakukan dan membuat seseorang berkecil hati dan mempertanyakan dirinya secara terus menerus.

Mengatasi Gaslighting di Dunia Kerja

Mempertanyakan dan mengevaluasi tindakan rekan kerja dan perasaan yang dirasakan adalah cara pertama sebelum memulai mengatasi perilaku ini. Ukurlah apakah kejadian telah "keterlaluan" atau hanya sekedar kritik membangun. 

Carilah rekan kerja lain yang dapat Anda percaya untuk menceritakan kejadian. Bercerita pada rekan kerja, penting untuk mendapatkan informasi apakah tindakan tersebut hanya terjadi pada diri Anda atau juga pada orang lain. Apabila ini terjadi ke beberapa pekerja, mungkin Anda bisa bersama-sama mencari jalan keluar. 

Dokumentasikan, simpan, dan catat semua bukti dan tindakan yang diterima. Apabila ada email, memo, foto, dan sebagainya. Jadikanlah semuanya bukti bahwa perasaan dan dugaan tindakan gaslighting tersebut adalah benar. Hindari laporan dan keluhan tanpa bukti karena bisa menjadi bumerang bagi diri sendiri. 

Beranikan diri untuk one on one atau berhadapan langsung dengan gaslighter. Bicarakanlah dengan baik masalah dan perasaan Anda selama ini. Berikan bukti-bukti yang telah dikumpulkan. 

Diskusikan, apa yang bisa dilakukan agar Anda bisa bekerja sama dengan baik. Jika seseorang sungguh-sungguh gaslighter, mungkin dia tidak akan mau mendengar dan menerima ajakan ini. 

Cara sebelumnya tidak berhasil, lakukan tahap lanjutan yang mau tidak mau harus dikerjakan. Bicaralah pada HR atau atasan. Diskusikan, mintalah saran dan solusi atas kejadian ini. Tidak menutup kemungkinan atasan atau HR tidak percaya dengan keluhan dan bukti yang disodorkan. 

Jika cara-cara ini pun tidak berhasil dilakukan, tetapi dampak dari gaslighting tersebut tidak lagi bisa dibiarkan, mungkin jawabannya hanya satu. Anda butuh mencari tempat kerja baru yang lebih baik. Apa untungnya ada di lingkungan kerja yang tidak sehat? 

***

Sumber: 

Psychology Today, Health, HRM, Fairygodboss, Forbes, BetterUp, Medical News Today, Kompas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun