Cesare Casadei, gelandang muda asal Italia tak lagi berseragam Chelsea. Casadei akhirnya pergi dari Stamford Bridge, pulang kampung ke Italia.
Torino, salah satu klub Serie A Italia yang bermarkas di kota Turin berhasil memenangkan perburuan terhadap Casadei. Torino berhasil menyingkirkan sejumlah klub para pesaingnya yang ingin mengamankan tanda tangan sang pemain.
Torino mendapatkan Casadei tentu tidak dengan mudah. Sebab sejumlah klub dari Italia sendiri dan dari luar Italia sempat menunjukkan ketertarikannya kepada Casadei.
Sebut saja dari Serie A ada Lazio, Napoli, Fiorentina, Juventus, AC Milan, dan AC Monza sempat menyatakan minatnya terhadap Casadei.
Sedangkan dari luar Serie A ada Leicester City (Premier League), Villareal dan Real Betis (La Liga), Monaco (Ligue 1), PSV Eindhoven dan Feyenoord (Eredivisie), dan Porto (Premiera Liga).
Dari sekian banyak klub yang tertarik kepada Casadei, Lazio lah yang sangat serius seperti halnya Torino yang benar-benar berupaya keras mendatangkan sang pemain. Lazio bahkan beberapa kali dikabarkan telah mencapai kesepakatan dengan Chelsea terkait Casadei.
Selain Lazio, ada Porto yang juga disebut-sebut cukup serius mendapatkan Casadei dan sempat melayangkan tawaran kepada Chelsea di last minutes, beberapa saat sebelum Torino mendapatkan Casadei.
Feyenoord dan Monaco juga demikian. Sempat disebut-sebut serius mendatangkan Casadei dari Chelsea. Tapi langkah nyata kedua tim ini tidak terlihat sebagaimana yang dilakukan Torino, Lazio, atau Porto.
Menurut pakar transfer Fabrizio Romano, Torino sepakat dengan Chelsea untuk menebus Casadei sebesar 15 juta Euro plus klausul penjualan 25 persen.
Kesiapan Torino menebus Casadei memang di atas Lazio atau Porto. Lazio hanya sanggup membayar Casadei seharga 13 juta Euro plus klausul penjualan 25 persen.
Casadei dijual karena memang "tidak dibutuhkan" Chelsea. Sejak dibeli dari Inter Milan tahun 2022 lalu, Casadei tak pernah jadi pemain utama. Bahkan Casadei malah sempat dipinjamkan sebanyak dua kali kepada dua klub Inggris, yakni Reading dan Leicester City.
Casadei dipinjamkan ke klub lain dengan alasan supaya skill dan kemampuannya lebih berkembang. Selain itu juga supaya Casadei lebih matang.
Tapi anehnya, sekembali dari masa pinjaman dari Leicester City bulan Januari 2024 lalu, Casadei tetap hanya sebagai penghangat bangku cadangan. Kalau pun dimainkan, paling hanya beberapa menit sebelum pertandingan usai.
Apalagi di era kepelatihan Enzo Maresca di musim 2024-2025. Casadei tak pernah dimainkan semenit pun di Premier League. Casadei hanya sempat dimainkan di Liga Konferensi UEFA dan di Piala FA.
Padahal bicara skill atau kemampuan, Casadei bukan kaleng-kaleng. Kendati bukan sebagai seorang penyerang, tapi Casadei berhasil menyabet gelar top skor sekaligus pemain terbaik di Piala Dunia U-20 tahun 2023 lalu.
Padahal merupakan hal yang tidak mudah bagi seorang pemain bisa menyabet gelar top skor atau pemain terbaik dalam satu turnamen. Apalagi bisa mendapatkan dua-duanya. Tapi Casadei mampu melakukannya.
Casadei disebut kalah bersaing dengan gelandang Chelsea lainnya. Ini juga hal yang cukup absurd. Casadei disebut kalah bersaing tapi tidak pernah dimainkan. Lantas menilai "kalah bersaingnya" itu dari mana?
Mendapat perlakuan dari Chelsea seperti itu jelas membuat Casadei tidak betah dan gerah. Casadei juga khawatir tidak mendapat tempat di tim nasional Italia jika jarang bermain di klub.
Banyak pihak kemudian juga menyarankan Casadei untuk segera meninggalkan Chelsea. Hal itu agar bakat hebat Casadei tidak terpendam sia-sia.
Kini Casadei telah meninggalkan Chelsea. Kini Casadei telah berseragam Il Toro. Kini waktunya bagi Casadei untuk menunjukkan kemampuannya. Kini saatnya bagi Casadei membuktikan kepada Chelsea bahwa selama ini The Blues telah salah memperlakukan dirinya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI