Di kantin Sekolah Dasar Negeri Lengkong Wetan 1, Serpong Utara, Kota Tangerang pun demikian. Pedagang kantin mengaku lapak dagangannya sepi karena adanya program makan bergizi gratis.
Demikian pula yang dirasakan oleh para pedagang kantin di beberapa sekolah lainnya. Mereka merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan para pedagang beberapa sekolah di atas.
Namun tidak semua pedagang kantin sekolah merasakan hal yang sama. Pedaang kantin Sekolah Dasar Negeri 06 Pulogebang, Jakarta Timur misalnya. Kantin tetap dipenuhi oleh para siswa yang berdesakan jajan.
Bisa jadi pedagang kantin yang tidak merasa kena imbas negatif dari adanya program MBG cukup banyak. Tapi mereka yang terkena imbas negatif dari adanya program MBG juga tidak sedikit.
Dengan demikian harus dicarikan "formula" yang tepat agar para pedagang kantin tidak menangis dengan adanya program makan bergizi gratis. Jika para pedagang kantin terus merasakan atau terkena imbas negatif program MBG, tentu akan menjadikan mereka jobless dan kehilangan penghasilan.
Hal itu jelas merupakan hal yang buruk. Kendati jumlah para pedagang kantin yang kehilangan penghasilan atau omzet jumlahnya mungkin tidak signifikan, tapi secara tidak langsung mereka akan jadi orang miskin.
Hal tersebut tentu tidak diinginkan oleh siapa pun. Baik oleh para pedagang sendiri dan termasuk pula oleh pemerintah.
Agar para pedagang kantin tidak kehilangan penghasilan atau omzet meskipun ada program makan bergizi gratis, ada beberapa langkah strategis yang dapat diterapkan. Pendekatan yang dimaksud melibatkan kerjasama antara pihak penyelenggara program, para pedagang kantin, seperti sekolah atau pemerintah.
Beberapa solusi berikut ini dapat dipertimbangkan untuk diterapkan. Pertama, pemerintah bisa melibatkan para pedagang kantin dalam program MBG. Misalnya para pedagang kantin dilibatkan dalam penyediaan bahan baku.
Kedua, pemerintah bisa mendorong para pedagang kantin untuk menjual produk alternatif yang tidak sama dengan produk program MBG. Misalnya para pedagang tidak menjual nasi kuning, nasi uduk, atau makanan berat lainya.
Para pedagang kantin didorong untuk menjual makanan atau minuman tambahan yang tidak ada atau tidak termasuk dalam program MBG. Seperti buah segar, minuman segar, atau camilan sehat.