Program makan siang gratis alias program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah janji kampanye pasangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 lalu. Program tersebut sudah mulai dijalankan pada tanggal 6 Januari 2025 beberapa hari yang lalu.
Program MBG memang belum menyentuh seluruh siswa atau bisa dinikmati oleh seluruh siswa di sekola-sekolah yang ada di seluruh Indonesia. Program MBG baru bisa dinikmati oleh sebagian kecil siswa, sebab sifatnya baru kick off.
Program MBG baru bisa menyasar 600.000 orang di wilayah perkotaan dan kabupaten yang sudah pernah menjalankan uji coba dalam beberapa bulan terakhir di 26 provinsi.
Padahal target awal program MBG alias makan siang gratis sedianya akan diberikan kepada 83 juta penerima.
Rinciannya: 30 juta anak usia dini, 24 juta siswa sekolah dasar, 9,8 juta siswa sekolah menengah pertama, 10,2 juta siswa SMA/SMK, 4,3 juta santri, dan 4,4 juta ibu hamil.
Setelah program MBG berjalan beberapa hari, banyak respon positif dari para siswa yang telah menikmatinya. Antara lain ada yang menyebut program MBG bisa menghemat uang saku. Ada yang menyebut program MBG meringankan siswa karena tidak perlu repot membawa bekal. Ada yang menyebut program MBG rasanya enak. Dan lain-lain.
Terlepas dari semua tanggapan positif terhadap program MBG, ada sisi lain yang bisa disebut sebagai imbas atau dampak negatif dari adanya program MBG. Dampak negatif itu tidak bisa dipandang ringan atau sepele, sebab menyangkut hajat masyarakat banyak juga.
Imbas atau dampak negatif dari adanya program MBG yang dimaksud, salah satunya adalah sepinya kantin-kantin sekolah. Banyak pedagang kantin yang mengeluh karena dagangannya tidak/kurang laku karena para siswa tidak lagi jajan, sebab sudah mendapatkan makan bergizi gratis.
Seperti yang dirasakan oleh para pedagang kantin SMP Negeri 2 Kepanjen, Malang, Jawa Tengah misalnya. Mereka mengaku penjualan menurun hingga 75 persen.
Begitu pula yang terjadi di kantin SMP negeri 19 Palembang, Sumatera Selatan. Para pedagang kantin kehilangan omzet. Kantin menjadi sepi karena para siswa lebih memilih menunggu datang makan bergizi gratis.