MU mengalahkan Leicester dengan skor 3-0. Artinya MU mengalahkan Leicester dengan selisih tiga gol, sama seperti ketika mengalahkan Leicester 5-2 di Carabao Cup.
Kini van Nistelrooy tidak lagi bersama dan bukan lagi bagian dari asisten kepelatihan MU. Sebab Amorim punya tim asisten kepelatihan sendiri, tidak mau bekerja sama dengan van Nistelrooy.
Namun van Nistelrooy telah membawa MU ke posisi yang lebih tinggi. Di Premier League van Nistelrooy mampu menaikkan posisi MU ke peringkat ke-13.
Kemudian di Carabao Cup, van Nistelrooy mampu meloloskan MU ke babak perempat final.
Sedangkan di Liga Eropa UEFA, van Nistelrooy sukses mengangkat MU dari papan bawah ke papan tengah klasemen sementara "Fase Liga" Liga Eropa UEFA. MU kini berada di peringkat ke-15 dari 36 tim.
Sebagai pelatih interim, capaian van Nistelrooy cukup luar biasa. Sebab Ten Hag sebagai pelatih definitif MU pun tak mampu melakukan seperti yang dilakukan van Nistelrooy.
Kedatangan Amorim ke Old Trafford tentu saja dengan harapan MU kembali jadi tim yang kuat dan disegani, baik di Premier League atau pun di Eropa. MU bisa bersaing dengan tim papan atas Primer League dan tim elit Eropa lainnya.
Tapi akan jadi sebuah kontradiksi dan ironis jika ternyata kedatangan Amorim ke Old Trafford tidak membawa dampak signifikan seperti yang diharapkan. Apalagi jika MU sama seperti ketika ditangani oleh Ten Hag.
Pelatih interim van Nistelrooy telah membuat catatan yang mengesankan dan cukup impresif bagi MU. Pertanyaannya, apakah Amorim mampu menyamai atau melebihi torehan van Nistelrooy sebagai pelatih interim?
Dengan kata lain, mampukah Amorim bisa sehebat van Nistelrooy, membuat catatan yang mengesankan dengan membukukan tiga kali kemenangan dan satu kali seri bagi MU? Kita lihat saja nanti. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H