Tak lama setelah Veddriq Leonardo mempersembahkan medali emas untuk Indonesia, tanpa diduga juga kemudian Rizki Juniansyah sukses meraih medali emas dari cabang angkat besi nomor 73 kg, Jum'at dini hari (09/08).
Rizki Juniansyah berhasil melampaui Wichuma Weerapon (Thailand) yang memenangkan medali perak dan Andreev Bozhidar Dimitrov (Bulgaria) yang memenangkan medali perunggu.
Sama halnya dengan Veddriq Leonardo, keberhasilan Rizki Juniansyah meraih medali emas dari cabang angkat besi juga mungkin bisa disebut sebagai sebuah kejutan. Sebab cabang angkat besi tidak diperhitungkan sebelumnya untuk bisa menyumbangkan medali emas. Beda dengan cabang bulu tangkis.
Capaian Indonesia meraih dua medali emas sekaligus dalam satu penyelenggaraan olimpiade merupakan rekor kedua kalinya setelah Olimpaide Barcelona 1992. Sebelumnya Indonesia belum pernah memperoleh dua medali emas sekaligus dalam satu penyelenggaraan olimpiade.
Di Olimpiade Atkanta 1996 Indonesia hanya bisa meraih satu medali emas, melalui Rexy Mainaky dan Ricky Subagja (cabang bulu tangkis, ganda putra).
Di Olimpiade Sydney 2000 Indonesia juga hanya bisa meraih satu medali emas, melalui Tony Gunawan dan Candra Wijaya (cabang bulu tangkis, ganda putra).
Di Olimpiade Athena 2004 Indonesia juga hanya bisa meraih satu medali emas, melalui Taufik Hidayat (cabang bulu tangkis, tunggal putra).
Di Olimpiade Beijing 2008 Indonesia juga hanya bisa meraih satu medali emas, melalui Hendra Setiawan dan Markis Kido (cabang bulu tangkis, ganda putra).
Di Olimpiade Beijing 2008 Indonesia juga hanya bisa meraih satu medali emas, melalui Hendra Setiawan dan Markis Kido (cabang bulu tangkis, ganda putra).
Di Olimpiade London 2012 Indonesia gagal tidak meraih medali emas. Inilah Olimpiade terburuk bagi Indonesia setelah Olimpiade Barcelona 1992.