Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PKB dan PKS Bisa Pecah Kongsi di Pilkada DKI

1 Agustus 2024   18:47 Diperbarui: 1 Agustus 2024   18:51 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: nasional.kompas.com

Partai Kebangkitan Bangsa alias PKB adalah partai politik pertama yang menyatakan dukungannya kepada Anies Baswedan untuk maju sebagai calon gubernur (cagub) DKI Jakarta. Pernyataan dukungan kepada Anies tersebut disampaikan Ketua DPW PKB DKI Jakarta, Hasbiallah Ilyas, Rabu, 12 Juni 2024.

Tak sampai dua minggu kemudian, Partai Keadilan Sejahtera alias PKS juga menyatakan dukungan kepada Anies Baswedan untuk maju sebagai cagub DKI Jakarta. Pernyataan dukungan kepada Anies tersebut disampaikan langsung oleh Presiden PKS Ahmad Syaihu, Selasa,  25 Juni 2024.

Namun pernyataan dukungan PKS ini berbeda dengan pernyataan dukungan PKB. Selain menyatakan dukungan kepada Anies, PKS juga langsung memasangkan Anies dengan kader PKS sendiri, yakni mantan Presiden PKS Shohibul Iman sebagai pendamping Anies.

Alasan PKS langsung memasangkan kadernya dengan Anies karena mereka merasa "berhak" mengingat PKS adalah partai pemenang di DKI Jakarta.

Namun PKB sontak meradang mendengar Anies langsung dipasangkan dengan mantan Presiden PKS Shohibul Iman. Menurut PKB, orang yang selevel dengan Shobul Iman di internal PKB juga banyak.

Namun di balik pernyataan penolakan terhadap Shohibul Iman, PKB juga diam-diam menginginkan pendamping Anies itu berasal dari inetrnal partainya, bukan dari PKS. Kabarnya PKB akan menyodorkan Menetri Tenaga Kerja Ida Fauziyah sebagai pendamping Anies.

PKB dan PKS saling bersikeras untuk memajukan kader masing-masing sebagai pendamping Anies. Sampai saat ini belum ada titik temu.

Hampir satu bulan sejak pernyataan dukungan PKS kepada Anies, Partai Nasdem juga ternyata kemudian secara resmi mendukung Anies untuk kembali maju di Pilgub (Pemilihan gubernur) DKI Jakarta.

Pernyataan dukungan kepada Anies tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal Partai Nasdem Hermawi Taslim di Nasdem Tower Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin sore (22 Juli 2024).

Padahal sebelumnya beredar kabar bahwa Partai Nasdem akan mengusung Ketua DPW Partai Nasdem DKI Wibi Andrino atau Bendahara DPP Partai Nasdem Ahmad Sahroni sebagai cagub di Pilgub DKI Jakarta.

Partai Nasdem mendukung Anies sebagai Cagub DKI Jakarta dan memberi kebebasan kepada mantan calon presiden nomor urut 1 itu untuk menentukan sendiri siapa yang akan jadi pendampingnya (cawagub) di Pilkada DKI Jakarta.

Partai Nasdem tidak mematok harus dengan siapa Anies berpasangan. Partai Nasdem juga tidak menyodorkan kadernya untuk mendampingi Anies Baswedan.

Dukungan Partai Nasdem kepada Anies Baswedan tanpa syarat tersebut bisa jadi menguntungkan PKS. Sebab kalau pun Anies memilih Shohibul Iman sebagai pendampingnya dan karenanya PKB out dari koalisi misalnya, Anies tetap aman bisa maju di Pilgub DKI Jakarta.

Hal itu dikarenakan jumlah kursi atau suara PKS dan Partai Nasdem lebih dari cukup untuk mengusung Anies kendati ditinggal PKB misalnya.

Namun dukungan Partai Nasdem kepada Anies Baswedan tanpa syarat juga bisa jadi menguntungkan PKB. Sebab kalau pun akhirnya Anies memilih kader PKB sebagai pendampingnya dan karenanya PKS out dari koalisi misalnya, Anies juga tetap aman bisa maju di Pilgub DKI Jakarta.

Hal itu dikarenakan jumlah kursi atau suara PKB dan Partai Nasdem masih cukup untuk mengusung Anies kendati ditinggal PKS misalnya.

Tarik ulur pendamping Anies sampai saat ini memang masih dinamis. Bahkan belakangan muncul nama lain yang digadang-gadang akan diusulkan mendampingi Anies. Nama yang dimaksud adalah Zita Anjani, kader Partai Amanat Nasional (PAN) yang sekaligus juga putri dari Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.

PAN menyatakan siap mendukung Anies sebagai cagub DKI Jakarta dengan syarat Anies mengambil Zita Anjani sebagai cawagubnya.

Dalam hal ini yang menarik terkait pendamping Anies bukanlah "godaan" PAN. Hal yang lebih menarik adalah keinginan PKB dan PKS menyodorkan kadernya sebagai pendamping Anies.

Sebab jika tidak ada titik temu tentang siapa yang akan jadi cawagub Anies, PKS dan PKB bisa pecah kongsi di Pilkada DKI.

Seperti sedikit disampaikan di atas, jika Anies mengambil Shohibul Iman sebagai cawagubnya dan PKB tetap tidak setuju, ada kemungkinan PKB keluar dari koalisi dan mencari partai lain sebagai teman koalisi baru.

Sebaliknya jika Anies mengambil kader PKB seperti Ida Fauziyah sebagai cawagubnya dan PKS tetap tidak setuju, ada kemungkinan PKS juga keluar dari koalisi dan mencari partai lain sebagai teman koalisi baru.  

Jika hal itu terjadi, baik PKB yang keluar atau PKS yang keluar dari koalisi, ada kemungkinan akan bergabung dengan PDI Perjuangan (PDIP). Sebab sampai saat ini PDIP belum mendapatkan teman koalisi untuk mengusung kadernya sebgai cagub DKI Jakarta.

Namun jika PKB dan PKS tetap solid mendukung Anies, justru PDIP yang kemungkinan akan merapat kepada Anies. Sebab PDIP tidak akan bisa maju sendirian mencalonkan cagub atau cawagub tanpa dukungan partai politik lain.

Sementara jika PDIP merapat kepada partai-partai yang tergabung dengan KIM (Koalisi Indonesia Maju) sangat kecil kemungkinannya akan terjadi. Sebab residu Pilpres 2024 lalu nampaknya masih tertinggal dalam tubuh partai berlambang banteng itu.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun