Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kembali dari Tanah Suci, Apa yang Harus Dilakukan Jemaah Haji?

19 Juli 2024   20:10 Diperbarui: 19 Juli 2024   20:12 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jemaah haji turun dari pesawat (Sumber: dokpri)

Berdasarkan RPH (Rencana Perjalanan Haji) yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama RI pemulangan jemaah haji Indonesia kloter terakhir, dari Tanah Suci ke tanah air berakhir pada tanggal tanggal 21 Juli 2024 M/16 Muharram 1446 Hijriyah.

Artinya pada tanggal tersebut semua jemaah haji sudah kembali ke tanah air. Tidak ada lagi jemaah haji yang berada di Tanah Suci. Kecuali mungkin jemaah haji tertentu yang mengalami sakit dan dirawat di rumah sakit di Arab Saudi.

Hal itu berarti pula pelaksanaan ibadah haji musim haji 1445 H/2024 M sudah selesai. Semua jemaah haji kembali kepada kehidupan semula, kembali kepada kehidupan normal masing-masing.

Sebagai orang yang telah melaksanakan ibadah haji, sekembali dari Tanah Suci ke tanah air, selanjutnya apa yang seharusnya dilakukan para jemaah haji?

Secara spiritual para jemaah haji yang telah melaksanakan ibadah haji dengan "baik dan benar" jiwanya bersih dan suci. Sebab mereka telah mengikuti "diklat" selama 40 hari di Tanah Suci.  

Para jemaah haji telah dididik dan dilatih untuk senantiasa melakukan berbagai kebaikan selama di Tanah Suci. Para jemaah haji telah dididik dan dilatih untuk memiliki sifat disiplin, sabar, jujur, kerja keras, toleran, moderat, pantang menyerah, dan lain-lain. Para jemaah haji juga telah ditempa menjadi pribadi yang lebih kuat dan lebih baik dari sebelumnya.  

Hal itu diperoleh para jemaah haji melalui berbagai ritual ibadah haji, seperti tawaf, sa'i, wukuf, melontar jumrah, mabit di Muzdalifah, mabit di Mina, dan sebagainya.

Ilustrasi tawaf, mendidik dan melatih jemaah haji untuk disiplin, sabar, dan pantang menyerah (Sumber: dokpri)
Ilustrasi tawaf, mendidik dan melatih jemaah haji untuk disiplin, sabar, dan pantang menyerah (Sumber: dokpri)

Hasil "diklat" yang telah diperoleh para jemaah haji selama 40 hari di Tanah Suci dengan susah payah itu sangat sayang jika tidak diimplementasikan di tanah air. Sebab fungsi "diklat" itu supaya ada perubahan sikap, perilaku, atau tindakan ke arah yang lebih baik.

Sebagian fungsi ibadah dalam Islam, selain sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT, juga memang dimaksudkan untuk mendidik dan melatih agar pelakunya memiliki sifat dan akhlak yang baik.

Dengan demikian para jemaah haji yang telah melaksanakan berbagai ritual ibadah haji di Tanah Suci, sekembalinya ke tanah air seharusnya bisa mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam berbagai ritual ibadah haji itu dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai-nilai yang terkandung dalam berbagai ritual ibadah haji seperti disiplin, sabar, jujur, kerja keras, toleran, moderat, pantang menyerah, dan lain-lain bisa mewarnai sikap dan tindakan "para alumni" ibadah haji dalam kehidupan mereka masing-masing.

Alangkah hebat dan indahnya jika para jemaah haji mampu mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam berbagai ritual ibadah haji tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Selain mampu mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam berbagai ritual ibadah haji seperti jujur, toleran, dan sebagainya dalam kehidupan sehari-hari, para jemaah haji juga diharapkan mampu menjadi pribadi-pribadi yang bisa memberikan kebaikan dan memberikan manfaat lebih besar kepada orang lain di lingkungannya.

Bisa dibayangkan betapa dahsyatnya perubahan yang akan terjadi jika para jemaah haji Indonesia yang jumlahnya 241.000 orang itu mampu mengimplementasikan nilai-nilai yang terkandung dalam berbagai ritual ibadah haji dalam kehidupan mereka dan bisa memberikan kebaikan atau manfaat lebih besar kepada orang lain di lingkungannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun