Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Idul Adha, Menyembelih Hewan Kurban, dan Kisah yang Sangat Mengharukan

17 Juni 2024   04:22 Diperbarui: 17 Juni 2024   04:52 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini senin tanggal 10 Dzulhijjah 1445 Hijriyah, bertepatan dengan tanggal 17 Juni 2024 Masehi umat Islam Indonesia merayakan hari raya Idul Adha.

Idul adha disebut juga dengan Idul Qurban atau yaumun nahr (hari kurban). Hal itu dikarenakan pada hari raya Idul Adha dilakukan penyembelihan hewan kurban. Yaitu unta, sapi, atau kambing/biri-biri.

Berbicara mengenai penyembelihan hewan kurban di hari raya Idul Adha dan tiga hari sesudahnya (hari tasyriq) tak lepas dari nama keluarga salah seorang nabiyullah, Ibrahim AS ('Alaihi Salam).

Sebab asal muasal syariat menyembelih hewan kurban memang berasal dari kisah keluarga Ibrahim AS. Yakni Ibrahim sendiri, sang putra Ismail, dan istrinya Hajar.

Keluarga Ibrahim AS dikenal dikenal memiliki keimanan atau tauhid yang sangat kuat. Sehingga Ibrahim AS sendiri sangat mencintai dan dicintai oleh Allah SWT dan karenanya mendapat sebutan khalilullah (kekasih Allah).

Ibrahim AS rela mengorbankan apa pun yang dimilikinya karena Allah. Termasuk pada suatu hari Ibrahim AS dengan ikhlas mengorbankan 1000 ekor kambing, 300 ekor sapi, dan 100 ekor unta. Jangankan umatnya, para malaikat pun kagum dengan apa yang dilakukan oleh Ibrahim AS tersebut.

Bayangkan jika semua itu diuangkan. Kita hitung 1000 ekor kambing, jika harga per ekor kambing minimal Rp. 3 juta saja, berarti 1000 ekor kambing setara dengan Rp. 3 milyar.

Kemudian 300 ekor sapi. Kita hitung, jika harga per ekor sapi minimal Rp. 20 juta saja, berarti 300 ekor sapi setara dengan Rp. 6 milyar.

Terakhir 100 ekor unta. Kita hitung, jika harga per ekor unta minimal Rp. 30 juta saja, berarti 100 ekor unta setara dengan Rp. 3 milyar.

Berarti Ibrahim AS telah berkurban senilai dengan Rp. 12 milyar. Bukan angka yang kecil. Mungkin selain Ibrahim AS tidak akan ada orang yang mau melakukannya. Baik orang-orang dulu maupun orang-orang sekarang.

Nabi Ibrahim berseru kepada Tuhannya, "Wahai Allah Tuhanku. Semuanya aku korbankan untuk-Mu. Bahkan kalau lah Engkau perintahkan aku untuk mengorbankan anakku, aku pun siap."

Allah SWT pun kemudian menguji perkataan Ibrahim AS. Hingga suatu malam, Ibrahim AS mimpi aneh, yakni bermimpi menyembelih anaknya, Ismail. Menurutt riwayat malam itu malam tanggal 8 Dzulhijjah.

Pagi harinya Ibrahim AS berfikir dan merenungi arti mimpinya semalam. Apakah mimpi itu  berasal dari Allah atau dari syetan? Oleh karenanya hari itu kemudian disebut dengan tarwiyah. Artinya hari untuk berfikir atau merenung.

Malam berikutnya, yakni malam tanggal 9 Dzulhijjah Ibrahim AS bermimpi dengan mimpi yang sama. Esok harinya Ibrahim AS "mengetahui' bahwa mimpi itu benar berasal dari Allah SWT. Oleh karenanya hari itu kemudian disebut dengan 'arafah, yang artinya "mengetahui".

Namun belum lagi melaksanakan apa yang ada dalam mimpinya hingga malam tanggal 10 Dzulhijjah Ibrahim AS bermimpi dengan mimpi yang sama. Esok harinya Ibrahim AS pun bertekad akan melaksanakan apa yang ada dalam mimpinya. Oleh karenanya hari itu kemudian disebut dengan Idul Adha atau Idul Qurban alias yaumun Nahr.

Tentu saja bukan hal yang mudah bagi Ibrahim AS untuk melaksanakan mimpinya itu. Bagaimana tidak, ia sebagai seorang ayah harus menyembelih anak yang sangat dicintainya.

Padahal Ibrahim AS saat itu baru berkumpul kembali dengan anaknya Ismail dan juga istrinya Hajar setelah terpisah sekian lama.

Jangan ditanya bagaimana perasaan Ibrahim AS waktu itu. Pasti sangat berat luar biasa dan sangat sedih. Ibrahim AS harus menguatkan diri dan menegarkan hatinya.

Jangan ditanya bagaimana berat dan mengharukannya ketika Ibrahim AS memberitahukan hal itu kepada sang anak Ismail.

Akan tetapi perasaan Ibrahim AS tak bisa mengalahkan keimanannya kepada Allah SWT. Ibrahim AS sudah bulat untuk melaksanakan mimpinya.

Bukan hanya Ibrahim AS, sang putra Ismail dan istrinya Hajar pun menunjukkan keimanan yang kuat luar biasa. Ismail, mendengar sang ayah menyampaikan mimpi untuk menyembelih dirinya tidak menolak sama sekali. Bahkan menerima dengan rela hati.

Begitu pun Hajar, mendengar suaminya Ibrahim AS mau melaksanakan mimpi untuk menyembelih sang putra tidak menghalang-halangi apalagi menolaknya. Hajar membiarkan Ibrahim AS membawa Ismail untuk disembelih.

Begitulah Ibrahim AS, putranya Ismail, dan istrinya Hajar. Mereka adalah sebuah keluarag yang memiliki keimanan yang kuat luar biasa. Tak ada hal apa pun yang mampu mengalahkan keimanan mereka.

Perintah Allah SWT kepada Ibrahim AS untuk menyembelih putranya Ismail hanya sebuah ujian keimanan, bukan perintah yang sesungguhnya. Nyatanya ketika Ismail mau disembelih, Allah menggantinya dengan seekor domba.

#Cerita Haji 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun