Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Makna Simbolik Wukuf: Ajaran tentang Kesetaraan Harkat Martabat Kemanusiaan

15 Juni 2024   04:30 Diperbarui: 15 Juni 2024   05:19 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi wukuf di Arafah (Sumber: kompas.com)

Semua perbedaan di antara jemaah haji itu ketika wukuf sama sekali tidak boleh ditunjukkan atau diperlihatkan, bahkan harus dihilangkan. Semua jemaah haji yang jumlahnya jutaan orang itu harus memakai pakaian yang sama, dua helai kain putih tak berjahit.

Selain harus mengenakan dua helai kain warna putih tak berjahit, semua jemaah haji juga tanpa kecuali harus hadir atau berdiam diri di Arafah yang suhunya pasti panas. Jika tidak, konsekuensinya ibadah haji mereka tidak sah.

Di (padang) Arafah tak akan terlihat dan sulit dibedakan mana orang kaya, orang terhormat, atau masyarakat biasa. Semua lebur dalam satu pakaian "seragam" dengan warna yang sama, yakni warna putih. Semua harus menanggalkan status sosial, ekonomi, atau yang lainnya.

Ilustrasi jemaah haji wukuf di dalam tenda (Sumber: https://blajakarta.kemenag.go.id/)
Ilustrasi jemaah haji wukuf di dalam tenda (Sumber: https://blajakarta.kemenag.go.id/)

Tidak ada ciri yang membedakan antara orang kaya, orang terhormat, atau masyarakat biasa. Kita pasti tidak akan tahu mana orang kaya, orang terhormat, atau masyarakat biasa, kecuali kita sudah mengetahui sebelumnya.

Wukuf dengan demikian memiliki makna simbolik ajaran tentang persamaan atau kesetaraan harkat martabat kemanusiaan. Rela atau tidak, semua orang diperlakukan sama ketika wukuf.

Ajaran tentang persamaan atau kesetaraan harkat martabat kemanusiaan ini seyogianya dipahami oleh seluruh jemaah haji. Sehingga ketika telah selesai melaksanakan ibadah haji mereka bersikap egaliter terhadap yang lainnya.

Semua jemaah haji dengan demikian tidak punya sifat atau sikap merasa lebih tinggi antara satu dari yang lainnya. Semua jemaah haji juga tidak punya sifat atau sikap merasa lebih mulia antara satu dari yang lainnya. Hal itu dikarenakan semua manusia itu pada dasarnya sama. Yang membedakan ternyata hanyalah pakaian semata.

#Cerita Haji 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun