Semua jemaah haji pada hari Jum'at, 14 Juni 2024, mulai pukul 07.00 pagi WAS (Waktu Arab Saudi) mulai diberangkatkan (istilah lainnya didorong) dari hotel/pondokan menuju Arafah. Hal itu dikarenakan esok harinya, Sabtu, 15 Juni 2024 semua jemaah haji akan melaksanakan wukuf di Arafah.
Wukuf di Arafah tahun ini memang jatuh pada tanggal 15 Juni 2024 WAS. Artinya di Arab Saudi, tanggal 9 Dzulhijjah 1445 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 15 Juni 2024
Arafah adalah sebuah padang atau tempat yang luas, terletak di sisi tenggara kota Mekkah. Arafah berjarak sekira 25 kilometer dari kota Mekkah.
Menurut sebagian sumber Arafah memiliki luas sekira 3,5 x 3,5 kilometer atau sama dengan 12,25 kilometer persegi. Namun ada juga sumber lain yang menyebut bahwa luas Arafah itu 25 kilometer persegi.
Wukuf di Arafah adalah salah satu rukun haji. Wukuf merupakan prosesi ibadah haji yang paling pokok dan utama. Bahkan disebutkan dalam hadits Nabi SAW bahwa wukuf di Arafah diidentikkan dengan ibadah haji itu sendiri. Al-Hajju 'arafah (Haji itu wukuf di Arafah).
Wukuf di Arafah dilaksanakan di waktu matahari telah tergelincir ke arah barat alias datangnya waktu zuhur tanggal 9 Dzulhijjah. Hal itu berlangsung sampai matahari tenggelam alias sesudah datang waktu maghrib.
Dalam rentang waktu itu, yakni setelah datangnya waktu zuhur sampai datangnya waktu maghrib, apa yang seharusnya atau sebaiknya dilakukan oleh jemaah haji?
Setelah datang waktu wukuf, semua jemaah haji hendaknya telah suci dari hadas kecil alias telah memiliki wudhu. Jika belum memiliki wudhu, jemaah haji bisa segera mengambil air wudhu di tempat yang telah disediakan.
Setelah itu jemaah haji masuk ke dalam tenda masing-masing. Di dalam tenda jemaah haji duduk membentuk barisan ke pinggir (shaf) persis seperti mau melaksanakan shalat berjamaah di masjid.
Semua jemaah haji duduk dengan tertib, mendengarkan khotbah wukuf. Khotbah wukuf ini disampaikan oleh petugas kloter atau tokoh agama yang ada di dalam kloter atau yang ada di dalam rombongan.Â
Setelah selesai khotbah wukuf, semua jemaah haji kemudian melaksanakan salat zuhur dan ashar berjamaah, dijamak (tqdim) dan diqashar sekaligus. Artinya salat zuhur dua rakaat dan salat ashar dua rakaat.
Setelah melaksanakan salat zuhur dan ashar jemaah haji boleh mengisi wukuf dengan amaliyah masing-masing. Boleh membaca istighfar, berzikir, berdoa, bershalawat kepada Nabi SAW, membaca Al-Quran, atau boleh juga melakukan tafakkur atau tadabbur.
Ada satu doa ketika wukuf yang diajarkan oleh Nabi SAW sebagaimana disebutkan dalam salah satu haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi, yakni "Laailaaha illalahu wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa 'alaa kulli syaiin qadiir".
Memang tidak ada amalan baku ketika jemaah haji melaksanakan wukuf. Bahkan kalau pun jemaah haji tidak melakukan amalan apa pun waktu wukuf, tidak akan menjadikan wukufnya batal atau tidak sah.
Hanya saja tentu sangat disayangkan jika waktu wukuf yang sangat berharga dan sangat istimewa itu tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dengan melakukan berbagai amalan tadi seperti berzikir, berdoa, dan lain-lain.
Bagi umat Islam yang tidak sedang melaksanakan wukuf alias tidak sedang melaksanakan ibadah haji, dianjurkan untuk melaksanakan ibadah puasa sunnah yang disebut dengan puasa Arafah. Hal itu sebagai bentuk dorongan moril bagi umat Islam yang sedang melaksanakan wukuf di Arafah.
Selain itu dengan melaksanakan puasa Arafah juga merupakan bentuk empati umat Islam kepada mereka yang sedang melaksanakan wukuf. Umat Islam yang tidak sedang melaksanakan wukuf supaya juga bisa ikut merasakan cape dan lelahnya melaksanakan wukuf di bawah terik matahari dan dalam suhu yang cukup panas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H