Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menjelang "Armuzna", Inilah yang Harus Dipersiapkan Jemaah Haji

9 Juni 2024   06:00 Diperbarui: 9 Juni 2024   10:20 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di Muzdalifah (Sumber: dokpri)

Sebentar lagi semua jemaah haji dari seluruh penjuru dunia akan melaksanakan puncak pelaksanaan ibadah haji. Puncak pelaksanaan ibadah haji itu adalah "Armuzna".

"Armuzna" adalah akronim dari Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Sebab puncak pelaksanaan ibadah haji memang dimulai dari Arafah, terus ke Muzdalifah, dan kemudiam ke Mina.

Suasana di salah satu sudut tenda di Padang Arafah (Sumber: dokpri)
Suasana di salah satu sudut tenda di Padang Arafah (Sumber: dokpri)

Puncak pelaksanaan ibadah haji tersebut berlangsung selama 5 (lima) hari (dari tanggal 9-13 Dzulhijjah). Bahkan mungkin juga ada yang hanya selama 4 (empat) hari (jika dari tanggal 9-12 Dzulhijjah). Hal itu tergantung waktu kepulangan yang diambil nanti di Mina.

Jika jemaah haji kembali ke Mekkah dari Mina pada tanggal 13 Dzulhijjah, berarti mengambil waktu selama 5 hari. Ini yang disebut dengan nafar tsani.

Sedangkan jika Jemaah haji kembali ke Mekkah dari Mina pada tanggal 12 Dzulhijjah, berarti mengambil waktu selama 4 hari. Ini yang disebut dengan nafar awwal.

Suasana di Muzdalifah (Sumber: dokpri)
Suasana di Muzdalifah (Sumber: dokpri)

Puncak pelaksanaan ibadah haji dipastikan akan menguras energi. Hal itu dikarenakan aktivitas fisik selama di Armuzna cukup berat dan melelahkan. Ditambah lagi semua jemaah haji bisa kurang istirahat dan kurang tidur. Belum lagi aktivitas yang dilakukan dalam kondisi cuaca dan suhu yang panas.

Suasana di Mina (Sumber: dokpri)
Suasana di Mina (Sumber: dokpri)

Dengan demikian jemaah haji harus benar-benar bisa menjaga kesehatan dan stamina menjelang atau sebelum Armuzna. Selain itu jemaah haji harus mengurangi segala aktivitas yang tidak perlu. 

Suasana Mina di malam hari (Sumber: dokpri)
Suasana Mina di malam hari (Sumber: dokpri)

Bahkan termasuk pula jemaah haji harus mengatur kegiatan ibadah, seperti melakukan umrah sunnat atau ziarah-ziarah ke tempat bersejarah. Terlebih lagi sekedar kegiatan jalan-jalan atau shopping di pusat perbelanjaan, sebaiknya tidak dilakukan.

Selanjutnya agar bisa melaksanakan puncak ibadah haji, yakni "Armuzna" dengan baik, aman, dan nyaman, semua jemaah haji perlu mempersiapkan beberapa hal. Apa saja yang perlu dipersiapkan para jemaah haji?

Dalam hal ini jemaah haji bisa menyiapkan beberapa hal seperti berikut ini. Pertama, mempersiapkan smart card (kartu pintar) supaya nanti tidak ketinggalan ketika berangkat melaksanakan rangkaian ibadah haji di Armuzna. 

Hal ini sangat penting. Sebab smart card (kartu pintar) jadi syarat akses masuk melaksanakan rangkaian ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

Smart card (kartu pintar) ini merupakan kebijakan otoritas Arab Saudi mulai musim haji tahun ini. Musim haji sebelumnya, otoritas Arab Saudi belum mengeluarkan atau menerbitkan smart card (kartu pintar).

Secara fisik smart card (kartu pintar) didominasi oleh warna coklat dan putih. Di bagian depan terdapat foto dan data profil jemaah haji. Selain itu terdapat pula barcode yang bisa dipindai untuk mengetahui data jemaah haji.

Di sana terdapat nama jemaah haji, foto, tempat tanggal lahir, nomor visa, dan provider yang menerbitkannya, termasuk lokasi pemondokan jemaah haji di Mekkah. Data yang tersaji di dalam smart card (kartu pintar) hampir sama dengan data yang ada di dalam gelang identitas.

Selain mempersiapkan smart card (kartu pintar), jemaah haji juga perlu mempersiapkan identitas pengenal diri lainnya seperti visa haji, paspor, atau Kartu Tanda Penduduk (KTP). Tentunya juga jemaah haji jangan pernah melepaskan "gelang identitas", harus selalu melingkar di pergelangan tangan.

Kedua, mempersiapkan makanan/minuman penambah stamina dan multivitamin seperlunya. Hal itu dikarenakan dalam pelaksanaan ibadah haji di Armuzna cukup melelahkan dan mneguras tenaga. Jemaah haji dengan demikian membutuhkan asupan makanan/minuman dan multivitamin ekstra.

Bagi jemaah haji yang memiliki kondisi medis tertentu seperti diabetes, jantung, lambung, dan sebagainya, pastikan menyiapkan obat-obatan yang diperlukan. Sebab jika lupa atau ketinggalan akan cukup mengganggu pelaksanaan puncak ibadah haji.

Ketiga, mempersiapkan tas gendong kecil atau tote bag. Jemaah haji tidak perlu mempersiapkan tas ukuran besar apalagi tas kabin. Sebab hal itu selain merepotkan diperjalanan, juga akan makan ruang cukup besar di tenda. Padahal ruangan tenda, baik di Arafah atau di Mina sangat terbatas.

Keempat, mempersiapkan pakaian untuk ganti. Tak perlu banyak, mungkin cukup satu atau dua stel saja. Pakaian untuk ganti usahakan terbuat dari bahan yang tipis, nyaman dipakai.

Jangan lupa persiapkan juga handuk kecil dan peralatan mandi seperti sabun, sikat gigi, pasta gigi, dan lain-lain.

Kelima, mempersiapkan Alat Pelindung Diri (APD) seperti sandal, masker, botol spray air, payung, topi, dan kaca mata.

Itulah lima hal yang dipersiapkan jemaah haji menjelang "Armuzna". Kelima hal tersebut sangat penting dipersiapkan karena menyangkut kelancaran pelaksanaan puncak ibadah haji.

#Cerita Haji 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun