Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Tersesat di Tanah Suci, Apa yang Harus Dilakukan Jemaah Haji?

3 Juni 2024   20:40 Diperbarui: 4 Juni 2024   07:30 769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di kerumunan banyak orang sangat memungkinkan jemaah haji terpisah dari rombongan dan tersesat (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Seandainya ada jemaah haji Indonesia atau jemaah haji dari negara lain tersesat di Tanah Suci, sesungguhnya hal itu merupakan sesuatu yang "wajar". Sebab Tanah Suci merupakan tempat yang "asing" bagi sebagian besar jemaah haji.

Bahkan mayoritas jemaah haji yang melaksanakan ibadah haji hampir bisa dipastikan baru pertama kali menginjakkan kaki di Tanah Suci. Memang sebagian mungkin pernah melaksanakan ibadah haji atau umroh, tapi jumlahnya tentu tidak banyak.

Belum lagi karena banyak jemaah haji yang berasal dari pelosok desa yang jauh dari keramaian. Mereka tidak terbiasa dengan suasana ramai dan hiruk pikuk banyak orang. Sehingga ketika berada dalam suasana ramai dan hiruk pikuk banyak orang, mereka jadi "pusing" dan linglung.

Jemaah haji yang tersesat di Tanah Suci bisa di mana saja. Mungkin di area Masjid Nabawi, Masjidil Haram, Masjid Quba, Masjid Qiblatain, area tawaf di depan ka'bah, area sa'i di bukit Safa dan Marwah, di pusat perbelanjaan, di pasar, atau mungkin juga di area hotel.

Sesungguhnya jemaah haji yang tersesat di Tanah Suci bisa diminimalisir jika jemaah haji memahami tips-tips agar jemaah haji tidak tersesat di Tanah Suci seperti yang pernah penulis bagikan di Kompasiana bulan yang lalu (baca: Tips Agar Jemaah Haji Tidak Tersesat di Tanah Suci).

Di sana penulis sampaikan tips-tips agar jemaah haji tidak tersesat di Tanah Suci. Antara lain selalu mematuhi instruksi petugas kloter (kelompok terbang), selalu bepergian bersama rombongan, selalu mengenakan gelang identitas, selalu mengenakan ID Card, dan lain-lain.

Ilustrasi gelang identitas (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi gelang identitas (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Nah sekarang bagaimana jika jemaah haji sudah kejadian tersesat di Tanah Suci? Apa yang harus dilakukan mereka? Jika hal itu terjadi, jemaah haji yang tersesat bisa mencamkan dan melakukan beberapa hal di bawah ini.

Pertama, jemaah haji yang tersesat harus mengenali posisinya. Seperti ketika tersesat di Masjidil Haram, apakah di lantai dasar, lantai satu atau lantai tiga? Dekat pintu apa/berapa? Dan seterusnya.

Begitu pula jika jemaah haji tersesat di tempat lain. Intinya kenali posisi saat itu di mana.

Seandainya lokasi atau tempat tersesat itu kurang dikenali atau tidak familiar, cari lokasi atau tempat yang mudah dikenali atau familiar di sekitar tempat terdekat.

Masjid Quba (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Masjid Quba (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Kedua, jemaah haji yang tersesat bisa share lokasi dengan menggunakan aplikasi WhatsApp misalnya kepada petugas kloter, ketua rombongan/ketua regu, keluarga, teman, atau siapa pun yang ada di hotel.

Jemaah haji yang tersesat juga bisa melakukan video call, menelepon, atau kirim pesan kepada pihak-pihak yang disebutkan tadi.

Selain itu jemaah haji yang tersesat bisa menggunakan aplikasi haji. Sebab aplikasi Haji dapat membantu jemaah haji dalam menemukan lokasi penting, rute perjalanan, dan informasi kontak darurat.

Oleh karena itu pastikan baterai handphone tidak lowbat dan cukup pulsa atau cukup kuota ketika bepergian keluar hotel agar bisa menghubungi pihak-pihak yang sekiranya bisa memberikan bantuan.

Ketiga, jika jemaah haji yang tersesat kebetulan tidak membawa handphone atau alat komunikasi lain, atau handphone dalam kondisi lowbat/tidak ada pulsa/kuota internet, maka jemaah haji yang bersangkutan bisa mencari petugas haji Indonesia yang ada di lokasi sekitar.

Ilustrasi petugas haji Indonesia (Sumber: Dokumentasi pribadi)
Ilustrasi petugas haji Indonesia (Sumber: Dokumentasi pribadi)

Para petugas haji Indonesia cukup mudah dikenali. Mereka biasanya mengenakan seragam celana warna hitam, kemeja warna putih, rompi warna hitam (lengkap dengan atribut bendera kecil merah putih, nama si petugas haji, dan lain-lain), dan topi warna hitam.

Jemaah haji yang tersesat bisa meminta bantuan para petugas haji Indonesia dengan menunjukkan gelang identitas, ID Card, KTP (Kartu Tanda Penduduk), atau identitas lainnya.

Sesungguhnya hanya dengan menunjukkan gelang identitas, petugas haji Indonesia (seharusnya) sudah bisa mengetahui nama jemaah haji, nama kloter, nama maktab, dan sebagainya.

Itulah hal-hal yang bisa dilakukan oleh jemaah haji ketika tersesat di Tanah Suci. 

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun