Lebih dari itu Penyuluh Agama juga dituntut untuk aktif melakukan berbagai kegiatan yang edukatif/informatif di media sosial. Dengan kata lain Penyuluh Agama dituntut untuk menjadi seorang "influencer".
Penyuluh Agama dengan demikian dituntut untuk memiliki akun beragam platform media sosial seperti facebook, instagram, X (Twitter), Tiktok. Snack Video, Whatsapp, dan lain-lain. Hal itu dimaksudkan agar kerja Penyuluh Agama memiliki dampak yang lebih luas.
Tak berlebihan jika Penyuluh Agama kemudian disebut sebagai pegawai multi urusan. Di Kementerian Agama sendiri Penyuluh Agama dikenal sebagai "Ujung Tombak Kementerian Agama", "Corong Kementerian Agama", Â atau "Garda Terdepan Kementerian Agama".
Oleh karena itu IPARI sebagai wadah bagi para Penyuluh Agama se-Indonesia, dalam Harlah (hari lahir) pertamanya ini tidak fokus hanya kepada masalah-masalah keagamaan. IPARI juga memiliki concern kepada masalah-masalah lain yang menjadi isu nasional, bahkan menjadi isu global.
Dalam Harlah perdanannya ini IPARI mengusung tema "Rawat Bumi, Tebar Moderasi". Dalam tema tersebut tergambar jelas bahwa IPARI memiliki fokus terhadap isu lingkungan hidup dan menciptakan kehidupan yang moderat, sehingga tercipta kehidupan yang sehat, aman, damai, dan harmonis.
Sebagai implementasi dari tema "Rawat Bumi, Tebar Moderasi", IPARI melakukan tiga gerakan atau kegiatan yang dilaksanakan dari tingkat pusat sampai tingkat daerah, mulai tanggal 26 Mei 2024 sampai dengan tanggal 31 Mei 2024.
Ketiga gerakan atau kegiatan yang dimaksud pertama, Gerakan Zero Plastik. Kedua, Gerakan Tanam Sejuta Pohon. Ketiga, Seminar Teologi Lingkungan Perspektif Agama.
Gerakan pertama, yakni Gerakan Zero Plastik dilakukan dengan melakukan bersih-bersih sampah plastik, baik di area perkantoran, di jalan, di sungai, atau pun di tempat lainnya.
Selain itu pula melakukan edukasi kepada masyarakat untuk meminimalisir penggunaan kantong plastik dalam kehidupan sehari-hari. Sebab sampah kantong plastik menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya banjir di berbagai tempat dan berbagai kota.
Kemudian gerakan kedua, yakni Gerakan Tanam Sejuta Pohon. Ini dilakukan oleh IPARI di lahan-lahan kritis, tepi pantai, area rawan longsor, dan tempat-tempat lainnya yang memang perlu ditanami pohon.