Kekalahan Bayern Munchen dari Real Madrid di semifinal leg kedua Liga Champions UEFA 2023-2024, Kamis dini hari WIB (09/05) membuat Die Rotten tersingkir dari kompetisi tertinggi antar klub Eropa itu.
Dengan kekalahan dari Madrid tersebut Munchen praktis kehilangan satu-satunya kesempatan untuk mendapatkan trofi musim ini. Artinya, dengan tersingkirnya dari Liga Champions, Munchen dipastikan tak akan mendapatkan trofi apa pun musim ini. Ya, Munchen nirgelar musim ini.
Bagi tim sekelas Munchen, hal itu merupakan sesuatu yang tidak lazim. Sebab selama ini, paling tidak dalam sebelas tahun terakhir Munchen selalu mendapatkan trofi tiap musimnya.
Musim ini, di awal kompetisi Munchen harus sudah kehilangan trofi Piala Super Jerman. Dalam perebutan Piala Super Jerman, Munchen kalah telak 0-3 dari RB Leipzig. Padahal di musim sebelumnya Munchen menang telak 5-3 atas tim yang berasal dari kota Leipzig itu.
Kemudian di Piala Jerman alias DFB Pokal, Munchen juga tersingkir secara mengenaskan di Putaran Kedua oleh tim antah berantah, FC Saarbrucken. Munchen kalah 1-2 dari tim Divisi 3 Jerman itu.
Terakhir di Bundesliga. Munchen kalah bersaing dari Bayer Leverkusen. Munchen harus menyerahkan trofi Bundesliga kepada Leverkusen, bahkan ketika kompetisi masih berlangsung.
Semua kegagalan dan kesialan Munchen mendapatkan trofi musim ini mungkin sebuah siklus yang harus dilalui oleh sebuah klub, termasuk klub besar seperti Munchen. Artinya klub besar mana pun suatu waktu pasti mengalami penurunan performa dan penurunan prestasi.
Akan tetapi tak sedikit orang yang kemudian menghubung-hubungkan semua kegagalan dan kesialan Munchen itu dengan pemain bintang mereka yang baru didatangkan di awal musim. Pemain yang dimaksud tak lain adalah Harry Kane.
Ya sebagian orang menuduh bahwa Harry Kane adalah pemain pembawa sial. Hal itu didasarkan kepada track record Kane sendiri selama berkarier sepak bola. Klub yang pernah dibela Kane memang tidak pernah ada yang sukses meraih trofi. Padahal Kane secara pribadi beberapa kali mendapatkan trofi sebagai top skor atau pemain terbaik.
Kane lebih dari 10 tahun membela Tottenham Hotspur, klub yang terakhir dibelanya sebelum pindah ke Munchen. Namun klub yang bermarkas di kota London itu belum sekali pun meraih trofi bersama Kane.
Tottenham hanya "nyaris" mendapatkan trofi di musim 2018-2019 lalu. Saat itu Tottenham jadi finalis Liga Champions UEFA. Namun sayang, di final Tottenham kalah dari tim sesama Inggris, Liverpool. Tottenham kalah 0-2 dari klub yang bermarkas di Anfield itu.
Tottenham juga "nyaris" mendapatkan trofi Premier League musim 2016-2017. Namun di akhir kompetisi The Lilywhites kemudian harus puas finis di posisi kedua di bawah Chelsea.
Tak heran jika kemudian di awal musim 2021-2022 Kane "merengek" minta dijual. Alasannya Kane ingin mendapatkan trofi bersama klub yang dibelanya.
Saat itu Kane cukup kencang disebut-sebut akan pindah ke Manchester City. Selain itu Kane juga dirumorkan akan pindah ke Chelsea dan beberapa klub Premier League lainnya.
Ternyata saat itu Kane urung pindah. Salah satu penyebabnya konon Tottenham meminta harga terlalu tinggi kepada klub peminat Kane.
Di awal musim 2023-2024 pun Kane santer disebut-sebut akan pindah ke Manchester United. Akan tetapi ternyata Kane kemudian lebih memilih pindah ke Bayern Munchen.
Salah satu alasan Kane tentu saja karena Munchen adalah klub juara, klub yang selalu mendapatkan trofi Bundesliga dalam 11 musim terakhir berturut-turut. Dalam benak Kane mungkin terbersit harapan atau keyakinan bahwa jika pindah membela Munchen pasti akan dapat merasakan gelar juara atau mendapatkan trofi.
Munchen juga tentu berharap, dengan merekrut Kane mereka dapat melanggengkan dominasi sebagai klub langganan peraih trofi di Bundesliga. Munchen juga pasti berharap akan mendapatkan trofi lainnya, termasuk trofi Liga Champions UEFA.
Akan tetapi harapan Kane dan harapan Munchen tidak ada yang terwujud sama sekali. Harapan Kane dan harapan Munchen jadi sebuah harapan kosong.
Semua sudah terjadi dan sudah berlalu. Kane dan Munchen tak perlu menyesali atau saling menyalahkan atas semua yang telah terjadi dan semua yang sudah berlalu. Â Â
Kane dan Munchen mungkin bisa memulai semuanya dengan persiapan yang lebih matang dan lebih baik lagi. Kane dan Munchen harus menatap musim depan dengan penuh semangat dan optimisme.
Jika musim ini nirgelar, mungkin saja musim depan "banjir" gelar. Ya, mungkin saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H