Istilah ngabuburit sudah ada sejak lama dan digunakan oleh masyarakat Sunda. Namun kapan pastinya istilah itu mulai digunakan, tidak ada sumber pasti yang bisa dijadikan referensi.
Kegiatan ngabuburit ini dilakukan oleh semua kalangan. Anak-anak, orang dewasa, laki-laki, perempuan, tua, muda, dan sebagainya.
Teringat waktu kecil dulu, kegiatan ngabuburit yang dilakukan oleh anak-anak biasanya memang murni ngabuburit. Artinya sekedar melakukan aktivitas agar sampai waktu burit (sore/petang). Misalnya hanya dengan sekedar nongkrong, ngobrol gak karuan, atau melakukan kegiatan lain yang minim manfaat kalau tidak bisa disebut nirmanfaat.
Akan tetapi banyak pula anak-anak dulu yang melakukan kegiatan ngabuburit dengan hal-hal yang cukup kreatif dan edukatif. Seperti dengan membuat mainan dari taneuh porang (tanah putih), melakukan permainan tradisional (seperti main bedil lodong, main egrang, main gatrik, main ayunan di pohon, dan sebagainya), atau berolahraga (sepak bola, berenang di kali/kolam, dan sebagainya).
Selain itu tak sedikit pula anak-anak dulu yang melakukan kegiatan ngabuburit dengan hal-hal yang cukup edukatif dan bermanfaat. Sebut saja misalnya dengan mengikuti kegiatan sanlat (pesantren kilat) dan kajian agama, termasuk membantu pekerjaan orang tua di rumah (misal memasak). Â Â
Namun lain dulu lain sekarang. Kegiatan ngabuburit saat ini sangat beragam dan jauh berbeda dari kegiatan ngabuburit anak-anak dan orang-orang zaman doeloe.
Kegiatan ngabuburit saat ini bisa dengan bermain game online, bermain PS (play station), chatting via medsos, atau pergi ke mall. Semua itu tentu tidak bisa dilakukan pada zaman doeloe, karena memang belum ada.
Selamat berpuasa. Selamat ngabuburit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H