Sejak pertandingan ke-11 Premier League, Tottenham mengalami tren negatif. Tottenham tercatat tak pernah menang dalam lima pertandingan terakhir. Tottenham hanya mampu  bermain imbang satu kali, yakni ketika berhadapan dengan Manchester City, Minggu (3/12). Saat itu The Lilywhites bermain imbang 3-3 dengan The Citizens.
Selebihnya Tottenham mengalami empat kekalahan. Di pertandingan ke-11 Tottenham kalah 1-4 dari Chelsea (7/11). Di pertandingan ke-12 Tottenham kalah 1-2 dari Wolverhampton Wanderers (11/11). Â
Selanjutnya di pertandingan ke-13 Tottenham kalah 1-2 dari Aston Villa (26/11). Terakhir di pertandingan ke-15 yang baru saja beberapa jam berakhir Tottenham kalah 1-2 dari West Ham. Â Â
Tren negatif yang dialami Tottenham tersebut tentu saja cukup mengkhawatirkan. Hal itu harus menjadi bahan evaluasi mendalam bagi klub asal kota London itu.
Kekalahan pertama yang diterima Son Heung-min dan kawan-kawan dari Chelsea di pertandingan ke-11 Premier League benar-benar menjatuhkan mental mereka. Hal itu terlihat jelas, Tottenham tak mampu bangkit meraih kemenangan.
Tottenham masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki performa mereka. Sebab kompetisi masih panjang, belum setengah perjalanan.
Tottenham perlu mengasah kembali ketajaman penyerang mereka asal Korea Selatan Son Heung-min dan para pemain lainnya yang cenderung menurun dalam beberapa laga terakhir.
Tottenham juga mungkin harus mulai memikirkan opsi untuk membeli penyerang baru di bursa transfer musim dingin bulan Januari mendatang. Hal itu untuk memperkuat dan mempertajam lini depan mereka yang mulai terlihat "loyo".
Ada banyak nama penyerang yang bisa dijadikan opsi "buruan" Tottenham. Salah satunya adalah penyerang VfB Stuttgart yang sedang jadi bahan buruan banyak klub besar Eropa, yakni Serhou Guirassy.
Pemain berusia 27 tahun berpaspor Guinea dan Perancis tersebut jadi fenomena menarik musim ini berkat performanya yang impresif di Bundesliga. Ketajaman Guirassy sangat luar biasa musim ini. Tak heran jika di bulan September lalu, Guirassy disebut-sebut sebagai mesin gol terbaik Eropa.
Bagaimana tidak, Guirassy mampu mencetak 10 gol hanya dalam lima laga. Hal yang tak bisa dilakukan oleh striker mana pun saat itu.