Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Seru dan Menarik jika Prabowo Berpasangan dengan Yenny Wahid dan Ganjar Berpasangan dengan Khofifah

7 Oktober 2023   05:00 Diperbarui: 7 Oktober 2023   05:10 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yenny Wahid dan Khofifah Indar Parawansa (Sumber: tribunnews.com)

Bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo sampai saat ini belum menentukan pasangannya, bakal calon wakil presiden (bacawapres) kendati masa pendaftaran capres-cawapres tinggal menghitung hari.

Baik Prabowo Subianto atau pun Ganjar Pranowo, keduanya bukan tidak memiliki calon bacawapres. Keduanya memiliki beberapa nama yang cukup populer dan memiliki elektabilitas cukup tinggi sebagai bacawapres.

Beberapa nama yang sering dikaitkan sebagai bacawapres Prabowo Subianto, sebut saja misalnya nama Menteri BUMN Erick Thohir, nama Menko Perekonomian AIrlangga Hartarto,  dan nama walikota Solo Gibran Rakabuming Raka.

Selain itu Prabowo juga ada yang mengaitkan dengan nama bacawapres perempuan, yakni Yenny Wahid dan nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.

Begitu pula dengan Ganjar Pranowo. Bacapres PDI Perjuangan itu sering dikaitkan dengan beberapa nama sebagai calon bacawapres seperti mantan Panglima TNI Andika Perkasa, nama Menko Polkam Mahfud MD, dan nama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno.

Ganjar, sebagaimana Prabowo juga ada yang mengaitkan dengan nama bacawapres perempuan, yakni Yenny Wahid dan nama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.

Alotnya Prabowo Subianto atau pun Ganjar Pranowo menentukan bacawpresnya sangat mungkin karena pemgaruh bacapres lain, yakni Anies Baswedan yang gercep dalam menentukan pendampingnya.

Sebagaimana diketahui, sudah lebih dari satu bulan Anies Baswedan telah mendeklarasikan pendampingnya sebagai cawapres di Pemilu 2024 nanti. Pendamping yang Anies Baswedan deklarasikan itu tak lain adalah ketua umum PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) Abdul Muhaimin Iskandar alias Gus Imin alias Cak Imin.

Salah satu alasan Anies Baswedan mengambil Cak Imin sebagai pendampingnya adalah untuk memperkuat dan meraih suara dari wilayah Jawa Timur dan dari kalangan NU (Nahdhatul Ulama).

Suara dari wilayah Jawa Timur dan suara dari kalangan NU di Pilpres (Pemilihan Umum Presiden) 2024 nanti memang sangat "seksi" dan sangat diperhitungkan. Sebab capres-cawapres yang berhasil meraup suara dari wilayah Jawa Timur dan suara dari kalangan NU kemungkinan akan memenangkan kontestasi.

Cak Imin cukup familiar di Jawa Timur. Cak Imin juga berasal dari kalangan NU. Jadi Anies Baswedan cukup tepat dan cerdik mengambil Cak Imin sebagai pendampingnya.

Keputusan Anies Baswedan mengambil Cak Imin tersebut bisa jadi "memusingkan" Prabowo dan Ganjar. Bisa jadi Prabowo dan Ganjar sedang mempersiapkan langkah serupa, yakni mengambil tokoh yang juga bisa meraih suara dari wilayah Jawa Timur dan dari kalangan NU.

Ada beberapa nama yang mungkin bisa dijadikan pendamping Prabowo dan Ganjar, yang memenuhi kriteria "wilayah Jawa Timur dan dari kalangan NU". Sebut saja misalnya nama Mahfud MD, Yenny Wahid, atau Khofifah Indar Parawansa.

Apabila Prabowo dan Ganjar mengambil salah satu dari tiga nama di atas, Pilpres 2024 tentu akan sangat seru. Sebab pertarungan Pilpres berarti ada di "wilayah Jawa Timur dan di kalangan NU".

Apalagi jika Prabowo mengambil Yenny Wahid dan Ganjar mengambil Khofifah Indar Parawansa sebagai bacawapres misalnya. Pilpres 2024 hampir dipastikan akan sangat seru dan menarik. Hal itu akan mengakibatkan suara wilayah Jawa Timur dan suara dari kalangan NU jadi terbagi tiga.

Seandainya Prabowo mengambil Yenny Wahid dan Ganjar mengambil Khofifah Indar Parawansa sebagai bacawapres, maka peluang adanya wakil presiden (wapres) perempuan akan lebih besar.

Selama ini wapres perempuan dalam sejarah pemerintahan Indonesia baru satu kali. Yaitu ketika Megawati Soekarnoputri jadi wapres KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur di era pemerintahan pasca reformasi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun