Bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo sampai saat ini belum menentukan pasangannya, bakal calon wakil presiden (bacawapres) kendati masa pendaftaran capres-cawapres tinggal menghitung hari.
Baik Prabowo Subianto atau pun Ganjar Pranowo, keduanya bukan tidak memiliki calon bacawapres. Keduanya memiliki beberapa nama yang cukup populer dan memiliki elektabilitas cukup tinggi sebagai bacawapres.
Beberapa nama yang sering dikaitkan sebagai bacawapres Prabowo Subianto, sebut saja misalnya nama Menteri BUMN Erick Thohir, nama Menko Perekonomian AIrlangga Hartarto, Â dan nama walikota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Selain itu Prabowo juga ada yang mengaitkan dengan nama bacawapres perempuan, yakni Yenny Wahid dan nama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Begitu pula dengan Ganjar Pranowo. Bacapres PDI Perjuangan itu sering dikaitkan dengan beberapa nama sebagai calon bacawapres seperti mantan Panglima TNI Andika Perkasa, nama Menko Polkam Mahfud MD, dan nama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno.
Ganjar, sebagaimana Prabowo juga ada yang mengaitkan dengan nama bacawapres perempuan, yakni Yenny Wahid dan nama Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Alotnya Prabowo Subianto atau pun Ganjar Pranowo menentukan bacawpresnya sangat mungkin karena pemgaruh bacapres lain, yakni Anies Baswedan yang gercep dalam menentukan pendampingnya.
Sebagaimana diketahui, sudah lebih dari satu bulan Anies Baswedan telah mendeklarasikan pendampingnya sebagai cawapres di Pemilu 2024 nanti. Pendamping yang Anies Baswedan deklarasikan itu tak lain adalah ketua umum PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) Abdul Muhaimin Iskandar alias Gus Imin alias Cak Imin.
Salah satu alasan Anies Baswedan mengambil Cak Imin sebagai pendampingnya adalah untuk memperkuat dan meraih suara dari wilayah Jawa Timur dan dari kalangan NU (Nahdhatul Ulama).
Suara dari wilayah Jawa Timur dan suara dari kalangan NU di Pilpres (Pemilihan Umum Presiden) 2024 nanti memang sangat "seksi" dan sangat diperhitungkan. Sebab capres-cawapres yang berhasil meraup suara dari wilayah Jawa Timur dan suara dari kalangan NU kemungkinan akan memenangkan kontestasi.