Judi memiliki perjalanan panjang dalam sejarah kehidupan manusia. Menurut banyak sumber, judi sudah ada dan dilakukan oleh orang-orang sejak ribuan tahun yang lalu.
Bentuk judi mungkin berbeda-beda sesuai masanya. Tapi substansi judi tetap sama, yakni menggunakan uang, emas, atau barang berharga lainnya (bahkan sampai ada yang menggunakan istri, anak, atau kekuasaan) sebagai taruhan.
Bagi negara-negara atau kota-kota tertentu, judi merupakan sebuah industri yang menguntungkan. Lihat saja bagaimana judi tumbuh dengan subur di Las Vegas (Amerika Serikat), Monte Carlo (Monaco) atau di Macau (Tiongkok).
Bagi sebagian kalangan tertentu judi mungkin dianggap sebagai gaya hidup atau sebuah kebutuhan. Jika mereka tidak ikut berjudi mungkin merasa insecure dan "ketinggalan zaman".
Selama manusia ada, perjudian mungkin tak akan pernah hilang sama sekali dari muka bumi ini. Hanya saja bentuk dan sistem perjudian akan bermetamorfosa sesuai dengan trend dan perkembangan zaman.
Seperti saat ini di era serba digital dan online, bentuk dan sistem perjudian juga beradaptasi, mengikuti dan menyesuaikan diri dengan zaman. Muncullah judi online.
Judi online bahkan lebih mudah dilakukan. Sebab orang tak perlu datang ke tempat perjudian.
Orang cukup memegang  gadget dari kamar atau dari atau tempat lainnya. Selain itu judi online juga bisa dilakukan oleh siapa saja, tak harus kalangan tertentu seperti judi offline di Macau atau Las Vegas misalnya.
Judi online bisa diakses oleh siapa saja. Orang tua atau anak, laki atau perempuan, orang kota atau orang desa, dan juga orang dengan latar belakang yang beragam. Oleh karenanya judi online bisa lebih massif daripada judi offline.
Tak mengherankan jika banyak orang terjerumus dan terjerat dengan judi online. Tak sedikit pula orang yang bangkrut dan keluarganya berantakan.
Jangan jauh-jauh, tetangga saya sendiri adalah salah satu dari korban judi online. Di usia perkawinan yang masih muda dia harus bercerai dengan istrinya gegara kecanduan judi online. Gaji yang dia dapat dari pekerjaannya, yang seharusnya digunakan untuk nafkah keluarga habis digunakan untuk judi online. Â
Itu adalah salah satu contoh kecil. Di luar sana pasti sangat banyak orang-orang yang serupa, jadi korban judi online.
Oleh karena itu judi online ini harus dihentikan. Pihak yang sangat mungkin bisa menghentikan judi online tiada lagi kalau bukan pemerintah. Sebab pemerintah memiliki kekuasaan dan kewenangan untuk melakukannya.
Kalau judi online terus dibiarkan, akan makin banyak lagi memakan korban. Semua harus berteriak, "Setop judi online!".
Bagi mereka yang sudah terlanjur terjerumus ke dalam lembah perjudian, baik judi offline atau judi online, sebaiknya segera menyadari kekeliruan dan kesalahan yang telah dilakukan. Apalagi bagi kaum beragama harus segera bertobat, sebab dalam ajaran agama judi merupakan perbuatan yang haram, tidak boleh dilakukan.
Dan bagi mereka yang penasaran melakukan judi, terutama judi online, sebaiknya ingat kata-kata Bang Haji Rhoma Irama dalam lirik lagunya berjudul "Judi".
Bang Haji mengatakan bahwa memang benar bahwa judi menjanjikan kemenangan, menjanjikan kekayaan. Tapi itu semua bohong (tipuan semata). Kalau pun menang dalam berjudi, itu merupakan awal kekalahan. Kalau pun kaya karena berjudi, itu awal dari kemiskinan. Â
Bang Haji selanjutnya mengatakan bahwa judi itu meracuni kehidupan dan meracuni keimanan. Sebab orang yang berjudi terbuai oleh harapan dan bisa sesat karena pergi ke dukun (yang jelas-jelas dilarang dalam agama). Â
Bang Haji juga kemudian mengatakan bahwa orang yang berjudi dan menang bisa jadi orang yang jahat (karena merasa banyak uang, jadi semena-mena dan hedon). Apalagi orang yang kalah akan lebih jahat lagi (karena frustasi, marah, malau, dendam, dan sebagainya).
Di akhir bait lagunya Bang Haji mengatakan bahwa karena judi orang kaya bisa jadi melarat, apalagi orang yang miskin (akan lebih melarat lagi). Orang yang senang bisa jadi sengsara, apalagi orang yang susah (akan lebih sengsara lagi).
Mengapa demikian? Kata Bang Haji Rhoma Irama hal itu dikarenakan uang judi itu najis, tiada berkah.
Semoga apa yang dikatakan Bang Haji Rhoma Irama jadi pengingat bagi kita atau siapa saja untuk tidak tergoda melakukan judi. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H