Itulah politik. Dulu adalah kawan, kini menjadi lawan. Jadi jargon bahwa dalam politik tak ada kawan atau lawan yang abadi, tapi kepentingan yang abadi adalah benar adanya.
Sandiaga Uno sebagai representasi partai Islam tentu dipertimbangkan oleh Ganjar Pranowo sebagai pendampingnya. Sebab Ganjar Pranowo butuh sosok yang dipandang sebagai wakil dari kalangan umat Islam. Â
Ganjar Pranowo sendiri merupakan seorang nasionalis karena ia kader partai nasionalis, PDI-P. Jadi kalau Sandiaga diambil jadi cawapres Ganjar, maka akan terjadi perpaduan yang "ideal". Yakni antara kalangan nasionalis dengan kalangan relijius.
Akan tetapi dalam politik kalkulasinya sangat detail dan tidak satu variabel. Banyak variabel yang jadi pertimbangan seseorang atau pihak dijadikan pasangan dalam politik.
Artinya kendati Sandiaga Uno cukup "ideal" untuk dijadikan pasangan Ganjar di Pilpres 2024 nanti karena dipandang sebagai representasi kalangan relijius, belum tentu juga diambil oleh Ganjar sebagai pendampingnya. "Representasi kalangan relijius" bukan satu-satunya variabel yang bisa menentukan Sandiaga sebagai cawapres Ganjar.
Kita lihat saja nanti, apakah Sandiaga Uno akan benar-benar diambil oleh Ganjar Pranowo sebagai cawapresnya di Pilpres 2024 nanti atau tidak. Kalau Sandiaga benar jadi diambil oleh Ganjar sebagai cawapresnya berarti fixed Sandiaga Uno akan berhadapan dengan dua mantan pasangannya, yakni Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
#Pemilu 2024
#Pilpres 2024
#Koalisi 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H