Pertama, cukup tidur. Dalam hal ini jemaah haji jangan terlalu banyak "begadang". Manfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya untuk beristirahat dan tidur.
Kedua, makan makanan yang bergizi. Jatah makan dari pemerintah sesungguhnya sudah cukup memenuhi kebutuhan asupan gizi. Namun dua hari menjelang "Armuzna" jatah makanan itu biasanya dihentikan sementara.
Mengapa jatah makanan dihentikan sementara? Sebab seluruh katering yang biasa memenuhi kebutuhan makan jemaah haji di hotel-hotel di kota Mekkah fokus untuk menghadapi "Armuzna". Seluruh katering diarahkan dan dialihkan untuk menghadapi "Armuzna".
Ketiadaan jatah makan jangan membuat jemaah haji jadi "kurang gizi" dan "kurang nutrisi". Berarti jemaah haji harus berupaya sendiri memenuhi kebutuhan makannya. Sementara mereka bisa membeli nasi, roti, buah-buahan, atau makanan lain yang tersedia di kios-kios makanan di sekitar hotel.
Ketiga, menghentikan sementara kegiatan ibadah yang menguras stamina seperti umroh sunat atau ziarah-ziarah. Apalagi sekadar kegiatan jalan-jalan atau belanja.
Dalam hal ini jemaah haji tak melulu harus melaksanakan umroh sunat atau ziarah-ziarah. Jemaah haji bisa melakukan banyak ibadah lainnya. Seperti membaca Al Quran, salat sunat, berdo'a, dan lain-lain. Semua itu bisa dilakukan di hotel atau di kamar masing-masing.
Itulah beberapa hal yang perlu diperhatikan jemaah haji menjelang "Armuzna". Hal tersebut cukup penting agar stamina tetap prima dalam melaksanakan puncak ibadah haji di "Armuzna".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H