Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makna Simbolik Menyembelih Hewan Kurban

23 Juni 2023   19:43 Diperbarui: 23 Juni 2023   19:50 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hewan kurban (Sumber: kompas.com)

Sebentar lagi umat Islam akan merayakan hari raya Idul Adha. Selain disunnahkan melaksanakan salat Idul Adha, pada hari itu (dan tiga hari berikutnya, yakni tanggal 11-13 Zulhijjah) umat Islam disunnahkan untuk memotong hewan kurban.

Adapun hewan yang boleh dipotong dijadikan kurban adalah unta, sapi, kerbau, kambing, dan domba. Hewan-hewan tersebut harus sudah mencapai usia tertentu.

Unta sekurang-kurangnya sudah berusia 5 (lima) tahun dan telah memasuki tahun keenam. Sapi atau kerbau dan kambing sekurang-kurangnya sudah berusia 2 (dua) tahun dan telah memasuki tahun ketiga. Sedangkan domba sudah berusia 1 (satu) tahun dan telah berganti gigi (musinnah).

Disyariatkannya memotong hewan kurban pada hari raya Idul Adha dan tiga hari sesudahnya, yakni pada hari tasyrik (11-13 Zulhijjah) tidak terlepas dari dua nama dalam sejarah, yakni Ibrahim dan Ismail.

Ibrahim adalah salah seorang nabi yang keimanannya luar biasa kuat dan hebat. Tak heran jika ia sering disebut sebagai "bapak tauhid".

Demikian pula Ismail. Ismail adalah seorang yang taat dan patuh kepada Tuhan dan orang tuanya.

Syariat kurban bermula dari perintah Allah SWT kepada Ibrahim untuk menyembelih sang anak, Ismail. Saat itu usia Ismail menginjak baligh, yakni sekira 14-15 tahun.

Perintah Allah SWT kepada Ibrahim untuk menyembelih Ismail didapat melalui mimpi. Mulanya Ibrahim ragu akan hal itu, namun kemudian Ibrahim yakin bahwa itu perintah Allah SWT yang harus dilaksanakan.

Ketika perintah itu disampaikan kepada Ismail, tanpa diduga sang anak menerima dengan lapang dada. Ismail mempersilahkan sang ayah Ibrahim untuk melaksanakan perintah Allah SWT tersebut.

Ibrahim pun kemudian melaksanakan perintah Allah tersebut. Tentu saja dengan rasa yang sangat berat. Orang tua mana yang rela hati menyembelih anaknya.

Tapi keimanan Ibrahim mengalahkan segalanya. Perintah Tuhan adalah segalanya, harus dilaksanakan tanpa reserve.

Ibrahim kemudian membawa sang anak Ismail ke sebuah bukit di daerah Mina, masih berada di kawasan kota Mekkah.

Sewaktu Ibrahim nyaris menyembelih Ismail, Tuhan kemudian menggantikan Ibrahim dengan seekor domba jantan. Ternyata perintah menyembelih Ismail hanyalah ujian bagi keimanan Ibrahim dan juga Ismail.

Syariat untuk menyembelih hewan kurban dengan demikian memiliki makna simbolik, yakni sebagai ujian keimanan dan bentuk ketaatan serta kepatuhan kepada Tuhan.

Selain itu menyembelih hewan kurban juga memiliki makna simbolik untuk menembelih "sifat-sifat kehewanan" yang ada dalam diri manusia. "Sifat-sifat kehewanan" tersebut antara lain rakus atau serakah, buas, brutal, arogan, suka menindas, suka bermusuhan, atau senantiasa memenuhi kebutuhan biologis tanpa memandang halal atau haram, dan sebagainya.

Dengan berkurban diharapkan "sifat-sifat kehewanan" yang ada dalam diri orang yang berkurban juga ikut hilang terbuang. Sehingga diri orang yang berkurban menjadi lebih bersih dari "sifat-sifat kehewanan".

Ketika diri orang yang berkurban bersih dari "sifat-sifat kehewanan", maka ia akan lebih dekat dengan Tuhannya. Selain itu ia akan lebih bisa menjalin hubungan yang lebih baik dengan sesamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun