Tapi keimanan Ibrahim mengalahkan segalanya. Perintah Tuhan adalah segalanya, harus dilaksanakan tanpa reserve.
Ibrahim kemudian membawa sang anak Ismail ke sebuah bukit di daerah Mina, masih berada di kawasan kota Mekkah.
Sewaktu Ibrahim nyaris menyembelih Ismail, Tuhan kemudian menggantikan Ibrahim dengan seekor domba jantan. Ternyata perintah menyembelih Ismail hanyalah ujian bagi keimanan Ibrahim dan juga Ismail.
Syariat untuk menyembelih hewan kurban dengan demikian memiliki makna simbolik, yakni sebagai ujian keimanan dan bentuk ketaatan serta kepatuhan kepada Tuhan.
Selain itu menyembelih hewan kurban juga memiliki makna simbolik untuk menembelih "sifat-sifat kehewanan" yang ada dalam diri manusia. "Sifat-sifat kehewanan" tersebut antara lain rakus atau serakah, buas, brutal, arogan, suka menindas, suka bermusuhan, atau senantiasa memenuhi kebutuhan biologis tanpa memandang halal atau haram, dan sebagainya.
Dengan berkurban diharapkan "sifat-sifat kehewanan" yang ada dalam diri orang yang berkurban juga ikut hilang terbuang. Sehingga diri orang yang berkurban menjadi lebih bersih dari "sifat-sifat kehewanan".
Ketika diri orang yang berkurban bersih dari "sifat-sifat kehewanan", maka ia akan lebih dekat dengan Tuhannya. Selain itu ia akan lebih bisa menjalin hubungan yang lebih baik dengan sesamanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H