Bagi banyak orang di pelosok pedesaan
Piala Dunia 2022 mengecewakan
Bukan karena Qatar sang tuan rumah
Atau karena tim kesayangan kalah
Tapi karena mereka tak dapat menyaksikan
Piala Dunia di televisi, sama sekali
Akibat siaran TV analog telah tiada
Digantikan siaran TV digital, ya itu namanya
Mau beli TV digital dulu demi Piala Dunia
Tapi uangnya dari mana?
Jangankan beli TV digital, beli pupuk saja belum bisa
Untuk bayar cicilan kursi saja belum ada
Untuk ongkos anak sekolah saja ngos-ngosan
Hasil kerja hanya cukup untuk beli beras
Dan sedikit lauk pauknya
Beli STB pun sama saja
Tak ada uangnya
Tak ada anggaran untuk itu
Kendati menurut orang berduit
STB itu harganya murah
Tapi bagi kebanyakan orang di pelosok pedesaan
Harga STB itu sama dengan harga sekarung beras
Padahal biasanya setiap ada even Piala Dunia
Orang-orang nobar di teras ketua RT sambil ngeronda Â
Mereka sangat senang dan menikmatinya
Penuh keriangan dan kebersamaan
Tapi kini, bagi mereka Piala Dunia 2022 hanya cerita
Piala Dunia 2022 adalah Piala Dunia yang hilang
Dari kehidupan mereka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H