Anies Baswedan dideklarasikan sebagai capres (calon presiden) Partai Nasdem pada awal Oktober lalu. Sebagai capres, Anies diberi keleluasaan untuk memilih cawapres (calon wakil presiden) sebagai pasangannya,
Anies pun kemudian melakukan komunikasi dan silaturahmi dengan beberapa tokoh yang diduga akan dipilihnya sebagai cawapres. Antara lain dengan Ketua Umum Partai Demokrat AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) dan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS (partai Keadilan Sejahtera) Ahmad Heryawan (Aher).
Kedua nama tersebut disebut-sebut sebagai calon kuat pendamping Anies dalam Pilpres (Pemilihan Umum Presiden) 2024 nanti. AHY memang disodorkan oleh Partai Demokrat untuk menjadi cawapres Anies. Begitu pula dengan Aher, disodorkan oleh PKS untuk pula menjadi cawapres Anies.
Namun sampai saat ini Anies belum menentukan atau belum memilih siapa cawapres pendampingnya. Baik AHY, Aher, atau yang lainnya. Â
Anies belum menentukan cawapres pasangannya bisa jadi karena belum ada kesepakatan antara dua partai politik yang diprediksi akan mengusungnya, yakni PKS dan Partai Demokrat. Kalau Partai Nasdem mungkin tidak masalah. Semua terserah Anies.
Selain itu Anies belum menentukan cawapres pasangannya mungkin karena menunggu moment yang tepat. Mungkin saja nama cawapres pasangan Anies sesungguhnya sudah ada di kantong Anies. Tapi belum akan diumumkan dulu.
Akan tetapi dari banyak faktor, nampaknya Anies sangat mungkin memilih sosok ini. Siapa dia? Sosok yang dimaksud tidak lain adalah Ketua Umum Partai Demokrat, AHY.
Mengapa Anies akan memilih AHY ketimbang Aher atau yang lainnya? Paling tidak ada 4 alasan yang mendasarinya.
Pertama, AHY lebih populer dan memiliki elektabilitas cukup tinggi ketimbang Aher. Hal ini dibuktikan dengan hasil survei beberapa lembaga survei.
Hasil survei KedaiKOPI di bulan Januari 2022 lalu misalnya. AHY berada di urutan lima besar tokoh dengan elektabilitas paling tinggi. Elektabilitas AHY sebesar 5,3 persen.
Sementara itu Aher tidak masuk lima besar. Elektabilitas Aher hanya sebesar 1,3 persen dan berada di posisi ke-8.
Kemudian survei terbaru Litbang Kompas yang dirilis akhir Oktober lalu. AHY konsisten menempati urutan ke-5 tokoh dengan elektabilitas paling tinggi. Elektabilitas AHY sebesar 6,5 persen.
Sedangkan Aher tak masuk di posisi "12 besar" sekalipun. Padahal tokoh yang berada di urutan ke-12 hanya memiliki elektabilitas 0,8 persen. Artinya elektabilitas Aher dipastikan di bawah satu persen.
Kedua, AHY lebih menjual daripada Aher. Ini merupakan konsekuensi logis dari hasil beberapa lembaga survei. Ketika elektabilitas AHY lebih tinggi dari Aher, artinya AHY akan lebih menjual daripada Aher.
Ketiga, AHY lebih dekat kepada generasi milenial daripada Aher. Mengapa hal ini menjadi penting? Sebab pemilih generasi milenial di Pilpres nanti jumlahnya sangat banyak.
AHY adalah generasi Gen X, yang merupakan generasi sebelum millenial. AHY lebih dekat dengan kaum milenial karena memang dilahirkan beberapa tahun sebelum generasi milenial. Bahkan AHY seringkali berpenampilan seperti kaum milenial.
Adanya kedekatan itu, sangat mungkin AHY lebih disukai oleh kaum milenial. "Komunikasi" antara AHY dengan kaum milenial dengan demikian akan lebih nyambung.
Sementara itu Aher, kendati sama-sama generasi Gen X, tapi gaya dan penampilan Aher jauh dari milenial. Hal itu bisa dimaklumi, sebab Aher merupakan generasi Gen X awal.
Dengan demikian sangat mungkin Aher kurang menarik di mata kaum milenial. Kalau benar, berarti Aher tidak akan banyak mengambil ceruk suara kaum milenial. Hal itu tentu saja tidak akan menguntungkan bagi Anies.
Keempat, Partai Demokrat lebih ngotot menyodorkan AHY daripada PKS yang menyodorkan Aher. Artinya "daya tekan" Partai Demokrat lebih besar daripada PKS.
Jika AHY tak diambil jadi cawapres Anies, bisa saja Partai Demokrat minggat. Tak jadi berkoalisi dengan Partai Nasdem dan PKS. Kalau hal itu terjadi, bisa dipastikan Anies akan gagal maju sebagai capres di Pilpres 2024.
Lain halnya dengan Aher, Jika Aher tak diambil jadi cawapres Anies, kecil kemungkinan PKS akan mundur dari koalisi. PKS akan lebih legowo menerima keputusan Anies. Â
Itulah empat hal yang menjadi dasar prediksi bahwa Anies akan memilih AHY sebagai cawapresnya di Pilpres 2024 nanti. Apakah hal ini nanti akan terbukti? Kita lihat saja nanti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H