Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

"Dewan Kolonel" Versus "Dewan Kopral", Adu Kuat Loyalis Puan dengan Loyalis Ganjar

23 September 2022   11:38 Diperbarui: 23 September 2022   14:20 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puan Maharani dan Ganjar Pranowo (Sumber: kompas.com)

Sampai saat ini PDI Perjuangan belum menentukan siapa calon presiden (capres) yang akan diusung di Pilpres 2024 nanti. Namun dalam perbincangan publik, puteri Ketua Umum PDI Perjuangan yang juga Ketua DPR RI, yakni Puan Maharani disebut-sebut akan menjadi capres yang bakal diusung PDI Perjuangan.

Di sisi lain ada kader PDI Perjuangan selain Puan Maharani yang juga disebut-sebut memiliki elektabilitas tinggi dan berpotensi menjadi capres. Dialah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Ganjar Pranowo disebut-sebut memiliki elektabilitas lebih tinggi dari Puan Maharani, berdasarkan hasil beberapa lembaga survei. Ganjar Pranowo selalu masuk "tiga besar" capres dengan elektabilitas paling tinggi.

Tingginya elektabilitas yang dimiliki Ganjar Pranowo, telah membuat partai politik lain kepincut. Partai Nasdem misalnya, menjadikan Ganjar Pranowo sebagai salah satu dari tiga calon presiden yang mungkin akan mereka usung di Pilpres 2024 nanti.

Namun kendati memiliki elektabilitas tinggi, Ganjar Pranowo hanya seorang petugas partai. Pada akhirnya Ganjar Pranowo harus manut kepada apa yang jadi keputusan ketua umum PDI Perjuangan. Sebab di PDI Perjuangan, mekanisme penentuan capres diserahkan langsung dan menjadi hak prerogatif ketua umum, Megawati Soekarnoputri.  

Ganjar Pranowo sendiri menyadari hal itu. Dalam beberapa kesempatan Ganjar Pranowo menyatakan bahwa dirinya tegak lurus dengan keputusan Kongres PDI Perjuangan tahun 2019 lalu yang mengamanatkan bahwa penentuan capres berada di tangan ketua umum Megawati Soekarnoputri. Hal itu tak bisa ditawar-tawar lagi.

Siapa yang akan dipilih ketua umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri sebagai capres di Pilpres 2024 nanti, puterinya Puan Maharani atau Ganjar Pranowo? Sebagian orang meyakini bahwa yang akan dipilih sebagai capres oleh Megawati adalah Puan Maharani.

Namun hal itu baru prediksi. Siapa tahu di saat sudah dekat, Megawati justru memilih Ganjar Pranowo sebagai capres dari PDI Perjuangan. Ya, siapa tahu.

Terlepas dari siapa yang akan dipilih Megawati sebagai capres dari PDI Perjuangan, dukungan di internal partai berlambang kepala sapi dengan moncong putih terhadap dua kader PDI Perjuangan Puan Maharani dan Ganjar Pranowo semakin masif. Puan Maharani dan Ganjar Pranowo masing-masing memiliki pendukung fanatik.

Hal itu bisa dilihat dari munculnya beberapa kelompok loyalis. Baik kelompok loyalis untuk Puan Maharani atau pun kelompok loyalis untuk Ganjar Pranowo.  

Seperti baru-baru ini muncul kelompok loyalis Puan Maharani yang menyebut diri mereka sebagai "Dewan Kolonel". Kelompok ini kabarnya diinisiasi oleh mantan juru bicara KPK, Johan Budi.

Selain Johan Budi, ada juga nama lain yang mendukung kelompok "Dewan Kolonel". Sebut saja seperti Trimedya Panjaitan, Junimart Girsang, Hendrawan Supratikno, Masinton Pasaribu, Utut Adianto, dan lain-lain.

Munculnya "Dewan Kolonel" sebagai kelompok loyalis Puan Maharani ini kemudian direspon oleh para loyalis Ganjar Pranowo. Mereka kemudian membentuk kelompok tandingan yang mereka sebut dengan "Dewan Kopral".

"Dewan Kopral" dinisiasi oleh Immanuel Ebenezer. Immanuel Ebenezer sesungguhnya bukan kader PDI Perjuangan. Immanuel Ebenezer adalah mantan ketua JoMan (Jokowi Mania).

Menurut Immanuel Ebenezer yang biasa disapa Noel, nama "Dewan Kopral" digunakan untuk menggambarkan bahwa pendukung Ganjar Pranowo adalah para prajurit, akar rumput yang jumlahnya banyak. Mulai dari petani sampai mahasiswa. Bukan kaum elit semata.

Adanya dua kelompok loyalis Puan Maharani dan Ganjar Pranowo, yakni "Dewan Kolonel" dan "Dewan Kopral" adalah bentuk dukungan fanatik terhadap keduanya. Masing-masing kelompok loyalis menginginkan orang yang mereka usung semakin dikenal dan mendapat dukungan yang luas dari masyarakat.

Adanya "Dewan Kolonel" dan "Dewan Kopral" bisa dimaknai sebagai perang terbuka antar loyalis Puan Maharani dan Ganjar Pranowo. Namun kalau tidak diwaspadai, hal itu bisa saja merugikan keduanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun