Partai politik pengusung Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar, yakni Partai Gerindra-PKB memiliki modal suara 22,26 dan 133 kursi. Partai politik pengusung Ganjar Pranowo-Puan Maharani atau Puan Maharani-Ganjar Pranowo, yakni PDI Perjuangan memiliki modal suara 19,33% dan 128 kursi.
Terakhir partai politik pengusung Airlangga Hartarto-Erick Tohir, yakni Partai Golkar, PAN, dan PPP. Ketiga partai politik tersebut memiliki modal suara 23,67% dan 148 kursi. Â
Jika diurutkan berdasarkan modal suara dan kursi yang dimiliki partai politik pengusung pasangan capres-cawapres.
Maka, pasangan yang mendapat dukungan paling besar atau banyak adalah pasangan Anies-AHY. Pasangan ini mendapat dukungan modal suara sebanyak 25,03% dan 163 kursi.
Di tempat kedua ditempati pasangan Airlangga Hartarto-Erick Tohir. Pasangan ini mendapat dukungan modal suara sebanyak 23,67% dan 148 kursi.
Di tempat ketiga ditempati pasangan Prabowo Subianto-Muhaimin Iskandar. Pasangan ini mendapat dukungan modal suara sebanyak 22,26% dan 133 kursi.
Di tempat terakhir, yakni tempat keempat ditempati pasangan Ganjar Pranowo-Puan Maharani atau Puan Maharani-Ganjar Pranowo,. Pasangan ini memiliki modal suara 19,33% dan 128 kursi.
Akan tetapi perolehan suara pasangan capres-cawapres tidak tergantung modal suara partai politik pengusung atau jumlah kursi yang diperoleh.Â
Bisa saja pasangan capres-cawapres yang diusung partai politik yang modal suaranya paling sedikit, tapi mendapat perolehan suara yang lebih banyak dari pasangan lainnya.
Sebaliknya bisa saja pasangan capres-cawapres yang diusung partai politik yang modal suaranya paling banyak/besar, tapi mendapat perolehan suara yang kurang signifikan dibandingkan pasangan lainnya.
Hasil survei pun bukan sebuah jaminan. Hal yang pasti, pasangan capres-cawapres yang akan mendapat suara paling banyak adalah pasangan capres-cawapres yang ada dihati rakyat, di hati para pemilih.