Sedangkan di lini belakang Leicester City  punya bek-bek yang juga cukup lumayan. Ada Luke Thomas, Daniel Amartey, James Justin, atau Timothy Castagne.
Selain itu pelatih Leicester City  juga masih sama dengan pelatih mereka musim lalu, yakni Brendan Rodgers. Musim lalu Brendan Rodgers mampu membawa Leicester City  finish di urutan ke-8. Capaian yang tidak terlalu buruk.
Lantas apa yang terjadi dengan Leicester City? Melihat performa Leicester City  dalam tujuh pertandingan, paling tidak ada dua hal yang bisa menjadi catatan.
Pertama, Leicester City  jadi tim yang paling banyak kebobolan. Sampai saat ini Leicester City  telah kebobolan sebanyak 22 gol.
Artinya apa? Dalam hal ini bisa disimpulkan ada kelemahan di lini belakang Leicester City . Kualitas bek-bek Leicester City  mungkin cukup lumayan, tapi koordinasi diantara mereka belum cukup baik.
Kedua, mandulnya Jamie Vardy. Jamie Vardy adalah penyerang tajam. Bahkan di tahun 2020 lalu Jamie Vardy menjadi top skor Premier League dengan torehan 23 gol. Jamie Vardy mengungguli para penyerang tajam Premier Leagu lainnya, seperti Harry Kane, Mohamed Salah, Son Heung Min, Sadio Mane, dan yang lainnya.
Namun musim ini Jamie Vardy belum memberikan kontribusi satu gol pun. Jamie Vardy seperti kesulitan dalam mencetak gol ke gawang lawan.
Seandainya Jamie Vardy tidak mandul, mungkin ceritanya akan lain. Leicester City  mungkin tidak akan terpuruk seperti saat ini.
Berarti Leicester City  harus bisa mengatasi dua hal tadi. Kelemahan lini belakang harus segera diperbaiki dan Jamie Vardy harus diasah supaya bisa tajam kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H