Di awal terkuaknya kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, disebutkan bahwa kasus itu bukan karena pembunuhan. Kasus kematian Brigadir J mulanya diberitakan sebagai peristiwa saling tembak antara korban dengan Bharada Richard Eliezer alias Bharada E.
Bharada E pun ditetapkan sebagai tersangka. Namun setelah beberapa lama kemudian, Bharada E buka suara. Fakta yang terjadi sebenarnya menurut pengakuan Bharada E bukan peristiwa tembak menembak antara dirinya dengan korban Brigadir J, melainkan peristiwa penembakan oleh dirinya terhadap korban.
Bharada E mengaku bahwa dirinya diperintah oleh Ferdy Sambo untuk menembak Brigadir J. Ferdy Sambo membuat rekayasa bahwa seolah-olah peristiwa itu adalah peristiwa saling tembak antara dua ajudannya. Ferdy Sambo pun menembakkan pistol milik Brigadir J ke dinding untuk membuat kesan bahwa benar telah terjadi peristiwa tembak menembak.
Pengakuan Bharada E ternyata kemudian diakui oleh tersangka utama kasus Brigadir J, Ferdy Sambo. Mantan Kadiv Propam itu mengakui bahwa dirinya merupakan otak dari pembunuhan Brigadir J dan telah merekayasa peristiwa kematian Brigadir J.
Tentu bukan hal yang mudah bagi Bharada E untuk mengakui kejadian yang sebenarnya dan melawan skenario atasannya Ferdy Sambo. Sebab melihat posisi, Bharada E hanya seorang Bhayangkara Dua, pangkat paling rendah di kepolisian. Sementara Ferdy Sambo adalah penyandang pangkat Inspektur Jenderal, perwira tinggi Bintang Dua.
Keberanian Bharada E melawan skenario Ferdy Sambo tidak terlepas dari faktor Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Sebab pengakuan Bharada E yang berubah dari pengakuan sebelumnya  adalah setelah dipanggil oleh Kapolri.
Saat itu bisa jadi Kapolri memotivasi dan meminta Bharada E untuk bicara jujur, bicara yang sebenarnya. Bharada E pun tersentuh hatinya.
Pengakuan Bharada E telah membuyarkan skenario Ferdy Sambo. Karena pengakuan Bharada E tersebut skenario Ferdy Sambo jadi berantakan.
Kini, tersangka lain dari kasus pembunuhan Brigadir J mengikuti jejak Bharada E. Tersangka yang dimaksud adalah Brigadir kepala Ricky Rizal alias Bripka RR.
Bripka RR sebagaimana Bharada E kini berbalik arah. Bripka RR mementahkan pengakuan sebelumnya terkait peristiwa kematian Brigadir J. Pengakuan Bripka RR dengan sendirinya bertentangan atau berlawanan dengan skenario Ferdy Sambo.