Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Manchester United Dihajar Brentford, Tempati Dasar Klasemen Premier League

14 Agustus 2022   07:09 Diperbarui: 15 Agustus 2022   07:13 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cristiano Ronaldo dkk. dikalahkan Brendford empat gol tanpa balas, Sabtu (13/08) (Sumber: tribunnews.com) 

Memasuki kompetisi Premier League musim 2022-2023, "Setan Merah" Manchester United mengawalinya dengan start buruk. Raksasa Premier League itu kalah dari dua tim medioker.

Di laga pertama, Minggu, 7 Agustus 2022, Manchester United kalah dari tim tamu Brighton and Hove Albion. Manchester United kalah tipis 1-2.

Kemudian di laga kedua, Sabtu, 13 Agustus 2022, Manchester United kalah secara memalukan dari Brentford. Manchester United kalah besar 0-4.

Kekalahan besar dari Brentford membuat Manchester United benar-benar terpuruk. Selain menjadi tim yang masih belum mendapatkan satu poin pun, posisi yang ditempati saat ini juga sungguh memalukan bagi tim sebesar Manchester United.

Manchester United terpuruk di dasar klasemen sementara Premier League. Agregat gol Manchester United juga paling buruk, minus 5.

Ada apa dengan Manchester United? Padahal jika melihat materi pemain, Manchester United memiliki para pemain yang kualitasnya tidak di bawah rata-rata.

Manchester United punya penjaga gawang top, David De Gea. Di lini belakang ada Luke Shaw, Lisandro Martinez, Raphael Varane, Diogo Dalot, dan lain-lain.

Apalagi lini tengah. Para pemain Manchester United terbilang mewah. Ada Jadon Sancho, Fred, Christian Eriksen, Bruno Fernandes, Donny Van de Beek, dan lain-lain.

Kualitas pemain di lini depan Manchester United juga bisa dibilang sangat berkualitas. Ada mantan pemain terbaik dunia, Cristiano Ronaldo. Kemudian juga ada Marcus Rashford.

Kendati usia Cristiano Ronaldo terbilang sudah tidak muda lagi, tapi pemain berpaspor Portugal itu masih cukup tajam. Kualitas Marcus Rashford juga demikian. Salah satu indikatornya pernah adanya ketertarikan dari PSG (Paris Saint Germain) terhadap Rashford.

Sebagaimana diketahui PSG adalah "kolektor" pemain bintang, pemain dengan kualitas nomor wahid. Pemain yang diminati PSG pasti lah pemain bagus. Tidak mungkin PSG meminati pemain yang kualitasnya biasa saja.

Dengan demikian, ada apa dengan Manchester United? Apakah faktor pelatih? Mungkin saja. Tapi ini bicara tentang sebuah tim. Kalau pun pelatih bersalah, bukan semata-mata kesalahan tunggal pelatih.

Erik ten Hag, pelatih Manchester United saat ini adalah pelatih bagus. Buktinya Erik ten Hag mampu membawa Ajax Amsterdam masuk semi final Liga Champions UEFA. Di kompetisi lokal Ajax juga bisa mempertahankan dominasinya di Eredivisie.

Erik ten Hag, Pelatih Manchester United (Sumber: kompas.com)
Erik ten Hag, Pelatih Manchester United (Sumber: kompas.com)

Namun Erik ten Hag terlalu dibesar-besarkan. Padahal Erik ten Hag belum teruji di kompetisi yang lebih besar dari Eredivisie dan menangani tim yang lebih besar dari Ajax.

Di awal kedatangan Erik ten Hag ke Old Trafford, Manchester United disebut-sebut akan "tsunami trofi". Hal itu menurut saya terlalu berlebihan.

Sama seperti ketika Manchester United mendatangkan pelatih sebelum Erik ten Hag, yakni Ralf Rangnick. Manchester United akan melejit. Faktanya tidak. Mengapa? Ralf Rangnick juga pelatih hebat, tapi belum teruji menangani tim besar.

Erik ten Hag mungkin perlu waktu untuk meramu tim. Erik ten Hag perlu beradaptasi lebih lama. Namun jika kelamaan, para fans Manchester United yang dikenal sangat fanatik akan habis kesabaran.

Minggu depan Manchester United akan bertemu dengan tim papan atas Premier League, Liverpool (23/08). Manchester United akan menjamu “Si Merah” di Old Trafford. Laga itu tentu bukan hal yang mudah bagi “Si Setan Merah”.

Di laga pramusim Manchester United memang sempat menghajar Liverpool 4-0 (27/07). Tapi itu bukan jaminan pasukan Erik ten Hag akan bisa melakukan hal yang sama. Lagi pula saat itu Liverpool “tidak serius”, sebab tidak menurunkan skuad inti.

Laga melawan Liverpool nanti mungkin akan jadi ajang pembuktian kualitas Erik ten Hag sebenarnya. Seandainya Manchester United kembali menuai kekalahan, bisa jadi kursi pelatih Erik ten Hag akan terancam.

Bagi tim sebesar Manchester United mengalami kekalahan tiga kali beruntun tentu  sebuah aib besar. Hal itu juga berarti ada yang salah dalam tim yang harus diperbaiki. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun