Abu Musa Al-'Asyari mengajukan komplain kepada Khalifah Umar Ibn Khattab terkait banyaknya surat yang dikirim oleh Khalifah Umar Ibn Khattab kepada dirinya. Surat-surat dari Khalifah Umar Ibn Khattab yang menumpuk di rak membuat Abu Musa Al-'Asyari bingung.
Abu Musa Al-'Asyari merasa bingung untuk menentukan mana surat yang baru mana surat yang lama, mana perintah terbaru mana perintah yang usang. Hal itu dikarenakan surat-surat dari Khalifah Umar Ibn Khattab tidak ada tanggalnya.
Oleh karena itu Abu Musa Al-'Asyari kemudian menyarankan kepada Khalifah Umar Ibn Khattab untuk membuat sebuah penanggalan. Hal itu dimaksudkan agar tidak terjadi lagi kebingungan mengenai surat-surat yang dikirim khalifah kepada para gubernurnya.
Mendapat komplain sekaligus usulan dari Abu Musa Al-'Asyari, Khalifah Umar Ibn Khattab kemudian memanggil dan mengumpulkan semua stafnya, semua orang-orang pentingnya untuk merumuskan dan memformulasikan sebuah penanggalan.
Setelah berdiskusi akhirnya mereka bersepakat untuk membuat sebuah penanggalan dan standarisasi penanggalan. Namun mereka berselisih pendapat tentang penentuan tahun pertama itu dimulai.
Diantara mereka ada yang berpendapat dan mengusulkan, tahun pertama dimulai dari tahun Gajah (yaitu tahun terjadinya penyerangan Ka'bah oleh Abrahah Al-Asyram dan tentaranya di tahun 570 M, persis tahun Nabi SAW dilahirkan). Ada yang mengusulkan tahun pertama dimulai dari tahun wafatnya Nabi SAW. Â Â Â
Selanjutnya ada yang mengusulkan tahun pertama dimulai dari tahun Nabi SAW diangkat menjadi Rasul dan menerima wahyu pertama. Terakhir, Â diantara mereka ada yang mengusulkan tahun pertama dimulai dari tahun hijrahnya Nabi SAW dan para sahabatnya dari Mekkah ke Madinah.
Khalifah Umar Ibn Khattab harus memilih satu dari 4 opsi yang diusulkan. Atas usulan Usman Ibn Affan, Khalifah Umar Ibn Khattab akhirnya memilih dan memutuskan tahun pertama penanggalan dimulai dari tahun hijrahnya Nabi SAW dan para sahabatnya dari Mekkah ke Madinah.
Oleh karena itu penanggalan yang didiskusikan dan dirumuskan disebut dengan tahun atau kalender Hijriah. Sebab yang menjadi acuan atau dasar adalah tahun hijrahnya Nabi SAW dan para sahabatnya dari Mekkah ke Madinah.
Selesai penentuan nama tahun atau kalender. Masalah baru muncul. Para staf dan orang-orang penting Khalifah Umar Ibn Khattab kembali berdiskusi panas mengenai penentuan awal bulan tahun Hijriah.
Diantara staf dan orang-orang penting Khalifah Umar Ibn Khattab ada yang mengusulkan bulan Rabiul Awwal sebagai awal tahun Hijriah. Hal itu dikarenakan Rabiul Awwal memang bulan hijrahnya Nabi SAW dan para sahabatnya dari Mekkah ke Madinah.