Namun naik ke puncak Jabal Nur membutuhkan waktu lumayan lama, 30-60 menit. Hal itu karena medan pendakian Jabal Nur cukup terjal. Sebab tingkat kemiringan Jabal Nur mencapai 60 derajat. Bentuk Jabal Nur sendiri seperti tarbus atau kopiah Turki.
Apabila hendak naik ke Jabal Nur, sebaiknya tidak dilakukan pada siang hari. Sebab suhu sangat panas, khawatir terkena dehidrasi. Selain itu hanya mereka yang memiliki stamina prima yang bisa naik ke Jabal Nur. Mereka yang kondisi badannya lemah, sebaiknya jangan memaksakan diri naik ke sana.
Naik ke Jabal Nur sebaiknya dilakukan pada malam hari. Selain suhu tidak terasa panas, juga dari puncak Jabal Nur akan disuguhkan pemandangan yang indah luar biasa. Melihat pemandangan dari puncak Jabal Nur ke sekeliling kota Mekkah, seperti melihat hamparan emas nan berkilauan.
Di puncak Jabal Nur itulah gua Hira berada. Jabal Nur sendiri merupakan sebutan lain dari Jabal Hira.
Disebut Jabal Nur, yang artinya Gunung Cahaya bukan berarti gunung itu mengeluarkan cahaya. Jabal Hira disebut Jabal Nur karena dari sana lah cahaya kebaikan dan kebenaran muncul dan kemudian menyebar ke seluruh dunia.
Gua Hira berada di puncak Jabal Nur. Jangan membayangkan gua Hira seperti gua-gua yang ada di negara kita pada umumnya, yang memiliki kedalaman sampai ratusan meter. Gua Hira tidak demikian.
Gua Hira lebih mirip dengan beberapa batu besar yang saling bersandar. Jadi sudah bisa dipastikan ukuran gua Hira tidak besar.Â
Panjang gua Hira hanya 3 meter. Lebar sekira 1,5 meter. Sementara tingginya 2 meter. Jadi luas gua Hira kira-kira hanya cukup untuk melakukan shalat bagi dua orang.
Di Gua Hira inilah Nabi Muhammad SAW ber-uzlah dan ber-tahannuts (menyendiri, kontemplasi, menjauhi keramaian). Hal itu sering dilakukan beliau, terutama ketika bulan Ramadan.
Di Gua Hira pula Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi dan Rasul, serta menerima wahyu pertama, yakni lima ayat al-Qur'an yang pertama dari surah Al-'Alaq ayat.