Alas kaki memiliki fungsi yang sangat penting dalam pelaksanaan ibadah haji. Sebab alas kaki dalam pelaksanaan ibadah haji lebih berfungsi menjadi bagian dari APD (Alat Pelindung Diri) daripada sekedar aksesoris kaki.
Sebagaimana diketahui bahwa suhu di Arab Saudi cukup ekstrim. Panasnya bisa lebih dari empat puluh derajat Celcius.
Suhu yang panas tersebut dengan sendirinya akan membuat bumi tempat kaki berpijak menjadi panas pula. Jika tidak menggunakan alas kaki, hal itu akan membuat telapak kaki menjadi cedera (terbakar, melepuh, dan sebagainya). Alas kaki dengan begitu berfungsi menjadi isolator dari panasnya bumi tempat kaki berpijak.
Selama berada di Arab Saudi, jamaah haji dengan demikian harus senantiasa menggunakan alas kaki jika berada di luar ruangan. Baik di halaman hotel, jalan, atau tempat outdoor lainnya.
Terlebih lagi dalam kegiatan melontar jumrah, fungsi alas kaki sangatlah vital. Tanpa menggunakan alas kaki, jamaah haji mungkin tidak akan bisa melaksanakan bagian dari rangkaian ibadah haji tersebut. Kecuali jika jamaah haji menggunakan kursi roda.
Kegiatan melontar jumrah dilakukan di wilayah Mina, tepatnya di jamarat (tempat melontar jumrah). Jarak dari tenda tempat mabit (menginap) jamaah haji di Mina dengan jamarat sekira 1,5 kilometer sampai dengan 3 kilometer. Berarti pulang pergi menjadi 3-6 kilometer.
Jamaah haji yang akan melontar jumrah pada tanggal 10, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah harus berjalan kaki dari tenda ke jamarat, melalui terowongan Mina yang cukup panjang. Jarak tenda ke jamarat yang cukup jauh tersebut dan dilakukan selama beberapa hari tidak hanya akan menguras tenaga, tapi juga berpotensi membuat kaki menjadi cedera. Â
Oleh karena itu alas kaki yang digunakan oleh jamaah haji selama melakukan kegiatan melontar jumrah harus benar-benar aman dan nyaman. Artinya alas kaki yang digunakan harus kuat dan tidak membuat kaki menjadi cedera.
Jamaah haji dengan demikian harus menghindari alas kaki yang tekstur talinya kasar dan keras. Artinya jamaah haji harus menggunakan alas kaki yang teksturnya lembut dan empuk.
Bisa dibayangkan jika alas kaki yang digunakan teksturnya kasar. Padahal selama empat hari (atau ada juga yang tiga hari) harus berjalan sepanjang 3-6 kilometer (pulang pergi). Hampir dipastikan gesekan antara alas kaki dengan kaki akan mengakibatkan cedera yang cukup serius. Â
Tak sedikit jamaah haji yang mengalami cedera kaki dalam kegiatan melontar jumrah disebabkan kurang memperhatikan alas kaki yang digunakannya. Banyak jamaah haji yang "asal" dalam menggunakan alas kaki.
Dalam konteks ini alas kaki dalam pelaksanaan ibadah haji benar-benar menjadi sangat penting. Jadi, jamaah haji jangan sekali-kali menganggap sepele masalah alas kaki ini. Alas kaki mungkin hanya hal kecil, tapi sangat berarti.
Alas kaki yang digunakan sewaktu melaksanakan ibadah haji bukanlah sepatu, melainkan sandal (lebih bagus sandal bertali) atau semi sepatu. Hal itu dikarenakan ketika dalam larangan ihram, tidak boleh menggunakan alas kaki yang menutupi mata kaki.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H