Buya Syafii Maarif dan Cak Nur bisa dikatakan sebagai dua orang moralis. Tidak hanya penganjur moral tapi juga "praktisi" moral.
Tapi ada sedikit perbedaan antara perbedaan Buya Syafii Maarif dengan Cak Nur. Salah satunya adalah, Buya Syafii Maarif memiliki "kendaraan" berupa ormas (organisasi kemasyarakatan) Islam, yakni Muhammadiyah. Sedangkan Cak Nur tidak.
Cak Nur lebih memilih untuk tidak berafiliasi kepada salah satu ormas Islam. Cak Nur lebih memilih "netral". Walau pun dari segi latar belakang dan kultur, Cak Nur dibesarkan di kalangan NU (Nahdhatul Ulama).
Kemudian antara Buya Syafii Maarif dengan Amien Rais. Persamaan yang pasti antara keduanya adalah sama-sama pernah memimpin organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia, yakni Muhammadiyah.
Amien Rais adalah "senior" Buya Syafii Maarif di Muhammadiyah. Sebab Amien Rais terlebih dahulu menjadi ketua umum Muhammadiyah dibandingkan Buya Syafii Maarif.
Amien Rais menjadi ketua umum Muhammadiyah pada periode 1995-1998. Sedangkan Buya Syafii Maarif menjadi ketua umum Muhammadiyah setelah Amien Rais, yakni pada periode 1998-2005.
Seharusnya Amien Rais menjadi ketua umum Muhammadiyah dari tahun  1995 sampai tahun 2000. Namun karena Amien Rais berpolitik praktis, yakni menjadi ketua umum PAN (Partai Amanat Nasional), demi menjaga netralitas dan menghindari conflict of interest, Amien Rais kemudian mundur dari ketua umum Muhammadiyah pada tahun 1998.
Sebagai caretaker ketua umum Muhammadiyah yang "ditinggalkan" Amien Rais, ditunjuklah Buya Syafii Maarif. Buya Syafii Maarif menjabat sebagai caretaker ketua umum Muhammadiyah hingga tahun 2000.
Setelah itu diadakan pemilihan kembali ketua umum Muhammadiyah. Buya Syafii Maarif kemudian terpilih sebagai ketua umum Muhammadiyah definitif untuk periode 2000-2005.
Namun ada perbedaan yang cukup tajam antara Buya Syafii Maarif dengan Amien Rais. Buya Syafii Maarif tidak pernah terjun ke dunia politik praktis. Sedangkan Amien Rais memilih politik praktis sebagai jalur perjuangannya.
Hal itu bisa dipahami karena Amien Rais seorang doktor dan guru besar di bidang ilmu politik. Jadi sangat wajar dan masuk akal jika Amien Rais lebih "melek" politik dibanding dengan Buya Syafii Maarif.