Indonesia kembali kehilangan salah satu putera terbaiknya. Ahmad Syafii Maarif alias Buya Syafii Maarif, sang tokoh bangsa telah berpulang ke rahmatullah pada hari Jum'at, 27 Mei 2022 pukul 10.15 WIB di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Yogyakarta.
Buya Syafii Maarif meninggal dalam usia 87 tahun. Menurut dokter, Buya Syafii Maarif meninggal karena serangan jantung ketiga. Sebelumnya Buya Syafii Maarif sudah mengalami serangan jantung sebanyak dua kali.
Belakangan kondisi kesehatan Buya Syafii Maarif memang kurang baik. Mungkin karena faktor usia. Sebelum meninggal, Buya Syafii Maarif mengalami sesak nafas dan kemudian dilarikan ke Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Yogyakarta tersebut.
Buya Syafii Maarif adalah seorang cendekiawan muslim Indonesia terkemuka. Kecendekiawanan Buya Syafii Maarif tidak diragukan lagi. Buya Syafii memiliki pemikiran yang cerdas dan cemerlang, hampir tentang banyak hal. Terutama menyangkut masalah keagamaan, kebangsaan, pluralitas, dan moralitas.
Almarhum Presiden ke-4 RI KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur suatu waktu di tahun 90-an pernah memberi sebutan kepada Buya Syafii Maarif (Ahmad Syafii Maarif), bersama Nurcholish Madjid (Cak Nur) dan Amien Rais sebagai "Tiga Pendekar dari Chicago".
Sebutan tersebut pertama kali Gus Dur sampaikan di kolom majalah TEMPO, edisi 27 Maret 1993. Gus Dur menyebut Buya Syafii Maarif, Nurcholish Madjid (Cak Nur), dan Amien Rais sebagai "Tiga Pendekar dari Chicago" karena ketiganya merupakan tokoh cendekiawan muslim yang cukup berpengaruh dan ketiganya alumni dari Chicago University.
Bedanya, di Chicago University Buya Syafii mengambil program doktoral Studi Bahasa dan Peradaban Timur Dekat (lulus tahun 1983). Sedangkan Nurcholish Madjid mengambil program doktoral Pemikiran/Filsafat Islam (lulus tahun 1984) dan Amien Rais mengambil program doktoral Ilmu Politik (lulus tahun 1984).
Jadi, baik Buya Syafii Maarif, Nurcholish Madjid, atau Amien Rais, ketiganya bukan kaleng-kaleng. Â Ketiganya merupakan alumni perguruan tinggi terkemuka di Amerika, bahkan dunia. Ketiganya memang layak menyandang sebutan "Tiga Pendekar dari Chicago".
Sebelum Buya Syafii Maarif berpulang, salah satu "pendekar Chicago" lain sudah lebih dahulu berpulang. Dialah Nurcholish Madjid alias Cak Nur. Â Nurcholish Madjid meninggal dunia 17 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 29 Agustus 2005 akibat penyakit sirosis hati yang dideritanya.
Dua "Pendekar Chicago" kini sudah tiada. Berarti "Pendekar Chicago" yang tersisa tinggal satu, yakni Amien Rais. Mudah-mudahan sebagai " Pendekar Chicago" terakhir, Amien Rais bisa terus memberikan kontribusi besar bagi bangsa ini sampai akhir hayatnya nanti.
Berpulangnya Buya Syafii Maarif merupakan kehilangan besar bagi bangsa ini. Sama halnya seperti ketika Indonesia kehilangan Nurcholish Madjid 17 tahun yang lalu.
Namun begitulah siklus kehidupan. Datang dan pergi. Ada dan tiada. Semua tidak bisa menghindar dari sunnatullah yang berlaku.
Siapa pun pada akhirnya akan meninggalkan alam fana ini menuju kepada kehidupan yang abadi. Di sana semua akan "menuai" apa yang  "ditanam" ketika hidup di dunia ini.  Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H