Sore tadi saya pergi ke sebuah mini market dengan maksud membeli sebuah bola lampu. Selain bola lampu, saya juga sekalian membeli dua batang coklat ukuran kecil untuk anak saya. Saya tidak membeli barang lain, karena hanya itu yang saya perlukan dan ingin saya beli.
Saya bawa dua barang tersebut ke kasir. Saya tanya, "Jadi semua berapa?" Kasir kemudian menghitung dua barang yang saya beli itu.
"Tujuh puluh dua ribu delapan ratus rupiah", kata si kasir. Saya pun mengeluarkan satu lembar uang Rp. 100 ribu. Kembaliannya berarti Rp. 27.200.
"Boleh yang dua ratus rupiahnya didonasikan?", tanya si kasir. Saya jawab spontan, "Boleh!".
Si kasir kemudian menyodorkan uang kembalian Rp. 17.000. Saya tertegun. Walau pun saya bukan ahli matematika, sepintas juga kita bisa menghitung bahwa Rp. 100 ribu dikurangi Rp. 72.800 (dibulatkan menjadi Rp. 73.000) adalah Rp. 27.000.
Uang belum saya ambil, masih di meja kasir. Kemudian saya bertanya lagi ke kasir, "Tadi total berapa?"
"Rp. 72.800", jawab si kasir.
"Nah ini berapa?", tanya saya. "Itu tujuh belas ribu, kan?", si kasir malah balik bertanya.
"Iya, coba hitung lagi kembaliannya?", suruh saya ke kasir itu dengan sedikit jengkel.
"O iya, kurang sepuluh ribu ya?", jawab si kasir dengan nada datar sambil menyodorkan tambahan selembar uang pecahan Rp. 10 ribu.