Sebelum membeli parfum itu, saya bertanya kepada si anak, apakah penduduk asli kota Madinah atau bukan? Kalau tidak salah si anak itu menjawab bahwa dirinya dan orang tuanya berasal dari Palestina. Rupanya si anak dan keluarganya adalah pengungsi.
Parfum pun berpindah tangan dari tangan si anak ke tangan saya. Begitu pula uang 10 riyal, berpindah dari tangan saya ke tangan si anak.
Saya pikir sudah selesai. Tapi ternyata tidak. Si anak memeluk saya lagi dan memohon agar saya membeli parfum satu lagi. Saya bingung karena merasa tidak ada uang lagi.
Tapi saya berupaya "membongkar" tas kecil saya lagi. Ajaib, di sana saya temukan lagi uang 10 riyal. Saya pun membeli parfum dari si anak untuk kedua kalinya.
Si anak terlihat sangat senang. Sambil mengucapkan terima kasih dia berlari ke arah kerumunan orang-orang yang sedang duduk-duduk di salah satu bagian halaman Masjid Nabawi. Mungkin si anak bergabung kembali dengan keluarganya.
Saya sesungguhnya tidak butuh parfum itu. Saya membeli parfum itu karena kasihan kepada si anak. Saya mengeluarkan uang 20 riyal hanya berniat untuk sedekah kepada si anak.
Saya dan teman saya pun kemudian meneruskan langkah masuk ke Masjid Nabawi melalui pintu 38. Dengan sedikit perjuangan karena harus antre yang cukup panjang, alhamdulillah saya dan teman saya bisa masuk ke dalam area Raudhah.
Sekira kurang lebih 30 menit saya berada di Raudhah, karena harus memberi kesempatan kepada peziarah lain saya keluar menuju bagian masjid Nabawi lainnya. Saya i'tikaf di sana sambil menunggu waktu shubuh tiba. Â
Setelah melaksanakan shalat shubuh berjamaah, saya dan teman saya pun kembali ke hotel. Tapi sebelum ke hotel saya menyempatkan mengunjungi area pemakaman Baqi yang terletak tak jauh dari Masjid Nabawi.
Sekira pukul 07.00 waktu setempat, saya pun kembali ke hotel. Sambil menunggu paket sarapan, saya duduk-duduk sambil ngobrol-ngobrol dengan sesama jamaah di kamar hotel.
Saya pun kemudian keluar kamar hotel untuk sekedar jalan-jalan sambil menyapa rekan-rekan jamaah lain yang ada di kamar berbeda. Tiba di depan suatu kamar hotel, ada seorang jamaah memanggil saya. Dia bilang bahwa ayahnya ingin ngobrol-ngobrol dengan saya. Ayahnya mungkin ingin "konsultasi".