Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Dialog Imajiner antara Roberto Mancini dengan Mario Balotelli

25 Maret 2022   09:36 Diperbarui: 25 Maret 2022   19:09 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roberto Mancini dan Mario Balotelli (Sumber : kompas.tv)

Setelah Italia Gagal Lolos Otomatis ke Piala Dunia dan Harus Menjalani Babak Play Off

Pelatih Italia Roberto Mancini menelpon Mario Balotelli

Mancini: "Hallo, selamat malam. Bisa bicara dengan Balotelli?"

Balotelli: "Hallo, selamat malam. Ya dengan saya sendiri. Ini siapa ya?"

Mancini: "Oh, kebetulan. Masa sudah lupa, saya pelatihmu dulu waktu di Inter Milan dan di Manchester City..."

Balotelli: "Tunggu... Ini coach Mancini ya? Betul, kan?"

Mancini: "Iya, betul sekali. Ente memang pemain yang kadang-kadang pinter. Bagaimana kabarmu, sehat?"

Balotelli: "Yessss, siapa dulu dooong... Kabar baik coach. Eh ada apa nih coach tumben nelpon malem-malem?"

Mancini: "By the way, Italia gagal lolos otomatis ke Piala Dunia. Italia harus main di babak play off. Di pertandingan pertama Italia akan menghadapi Makedonia Utara. Dan kalau  lolos selanjutnya akan bertemu dengan pemenang antara Portugal dan Turki."

Balotelli: "Terus, apa saya harus bilang wow, coach?"

Mancini: "Ah ente. Maksud saya nanti ente main lagi di timnas Italia ya! Nanti saya panggil lagi. Soalnya para penyerang Italia saat ini pada tumpul dan mandul?"

Balotelli:  "Tumpul dan mandul coach? Tumpul karena kurang diasah dan mandul karena mungkin kurang subur coach..."

Mancini: "Iyaaa... Pokoknya ente nanti saya panggil lagi ke tim nasional Italia."

Balotelli: "Why always me, coach?"

Mancini: "Lah ente banyak gaya. Pokonya nanti ente saya panggil, jangan sampai gak nyahut ya?"

Balotelli: "Ini juga sudah nyahut, coach!"

Mancini: "Sudah, sudah...Nanti saya kirim surat panggilan resmi. Tunggu saja."

Beberapa minggu sebelum pertandingan melawan Makedonia Utara, pelatih Italia Roberto Mancini pun resmi melayangkan surat panggilan kepada Mario Balotelli. Balotelli dan sejumlah pemain dipanggil untuk menjalani latihan dan proses seleksi. Termasuk Joao Pedro, pemain debutan asal klub Cagliari.

Menjelang Pertandingan Italia melawan Makedonia Utara

Roberto Mancini kembali menelpon Mario Balotelli

Mancini: "Hallo, selamat malam. Bisa bicara dengan Balotelli?"

Balotelli: "Hallo, selamat malam. Kenapa sih coach tanya-tanya?. Nomor saya kan dari dulu gak ganti-ganti. Jadi ini pasti saya..."

Mancini: "Iya, takut aja salah sambung..."

Balotelli: "Masa sih coach? Sering ya?"

Mancini: "Gak sih, tapi pernah..."

Balotelli: "Ah coach, ada apa sih?"

Mancini: "Gini, sebelumnya saya minta maaf ya. Ente gak jadi saya bawa main di babak play off..."

Balotelli: "Hah...? Kenapa coach? Saya kan sudah potong rambut dengan rapi coach. Percuma dooong..."

Mancini: "Gak apa-apa potong rambut biar tambah cakep..."

Balotelli: "Bukan itu masalah sebenarnya coach. Tetangga dan kerabat saya sudah tahu bahwa saya akan bermain kembali di tim nasional Italia. Kalau saya gak jadi main di tim nasional, saya kan jadi malu. Semua sudah pada tahu."

Mancini: "Maafkan saya... Setelah saya evaluasi, sepertinya ente kurang cocok main di tim nasional Italia untuk saat ini. Ente terlalu kaku, hanya bermain di posisi penyerang. Ente hanya fokus cetak gol."

Balotelli: "Terus, masalahnya apa coach? Kan kerjaan saya mencetak gol..."

Mancini: "Pokoknya saya sudah punya pilihan lain. Saya lebih suka pemain yang lebih fleksibel bisa main di banyak posisi, tidak melulu mencetak gol."

Balotelli: "Ah coach ini aneh. Bukannya Italia butuh seorang pencetak gol? Saya lah orangnya coach..."

Mancini: "Pokoknya enggak! Maafkan saya. Saya lebih memilih Joao Pedro dibandingkan ente. Joao Pedro itu lebih fleksibel tidak seperti ente kaku.

Balotelli: "Oh no, oh no... Teganya coach PHP saya. Coach bisa kualat nanti."

Mancini: "Ini keputusan final. Pokoknya saya akan bawa pemain yang lebih berguna."

Balotelli: "Jadi, saya ini gak cukup berguna coach? Oh, teganya, teganya, teganya coach bilang begitu....Hiks hiks.

Setelah Italia kalah Dari Makedonia Utara

Mario Balotelli menelpon Roberto Mancini

Balotelli: "Hallo, selamat malam coach!"

Mancini: "Hallo, selamat malam. Ada apa ente nelpon saya?"

Balotelli: "Gak ada apa-apa coach. Saya hanya mau ngucapin selamat untuk coach dan Italia yang telah mencetak brace gagal ke Piala Dunia berturut-turut."

Mancini: "Ngeledek? Teganya ente... Tapi memang benar semua salah saya. Saya sudah PHP ente. Coba kalau ente jadi saya bawa bermain di babak play off. Mungkin ceritanya akan berbeda. Joao Pedro ternyata tidak lebih berguna daripada ente."

Balotelli: "Sudahlah coach. Penyeselan itu memang selalu datang di akhir. Tahu kenapa? Sebab kalau datang di awal, itu namanya pendaftaran coach..."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun