Api peperangan antara Rusia dengan Ukraina telah berkobar. Perang  berkobar setelah Presiden Rusia Vladimir Putin memantik api peperangan melalui pernyataannya di televisi Kamis, 24 Pebruari 2022 lalu. Â
Setelah pernyataan Putin, Rusia langsung melancarkan serangan rudal dan operasi militer ke Ukraina. Sasaran rudal dan operasi militer Rusia adalah objek-objek vital yang ada di kota-kota strategis.
Sejumlah markas militer, intelijen, polisi, bank, supermarket, pom bensin, operator telekomunikasi, dan bandara militer yang ada di kota-kota itu dikabarkan luluh lantak dihantam serangan rudal Rusia. Korban jiwa pun berjatuhan, baik dari kalangan sipil atau pun kalangan militer.
Ratusan orang warga sipil menjadi korban meninggal dan luka-luka. Sementara itu puluhan militer Ukraina dikabarkan tewas.
Sampai saat ini belum terdengar kabar Ukraina melakukan serangan balasan dengan  rudal. Pasukan militer Ukraina pun nampaknya dalam posisi defensif.
Amerika Serikat (AS) dan sekutunya NATO yang ada di  belakang Ukraina pun sampai saat ini belum terdengar kabar memberikan bantuan militer langsung kepada Ukraina. Padahal dalam beberapa kesempatan, baik AS atau NATO mengecam keras dan terlihat sangat marah kepada Rusia.  Â
AS dan NATO seperti "membiarkan" Ukraina dihabisi oleh Rusia. Tapi mungkin saja AS dan NATO sedang merencanakan strategi lain untuk menghadapi Rusia.
Belakangan melalui pernyataan Presiden AS Joe Biden, AS dan sekutunya nampaknya tidak akan membalas invasi Rusia dengan kekuatan militer. AS dan sekutunya sedang menyiapkan "paket sanksi" ekonomi kepada Rusia.
Namun kita tidak tahu di belakang itu. Siapa tahu tiba-tiba AS dan NATO mengerahkan kekuatan militernya membantu Ukraina menghadapi operasi militer Rusia.