Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Konsistensi, Kunci Sukses Manchester City

4 Januari 2022   13:29 Diperbarui: 4 Januari 2022   13:31 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pep Guardiola, pelatih Manchester City (Sumber : tribunnews.com)

Manchester City memang belum pasti akan jadi juara English Premier League/EPL alias Liga Utama Inggris musim ini. Hanya saja jika melihat posisi The Citizens di klasemen sementara EPL saat ini, kemungkinan itu sangat besar. The Citizens sangat mungkin akan dapat merengkuh trofi juara EPL kembali.

Saat ini tim asuhan Pep Guardiola itu kokoh berada di urutan pertama, memimpin klasemen sementara EPL sejak beberapa pekan. Sampai saat ini belum ada tim EPL lain yang mampu menggoyahkan posisi The Citizens. Baik Liverpool, Chelsea, Arsenal, atau tim lainnya.

Jarak antara Manchester City dengan peringkat kedua atau ketiga, yakni The Blues Chelsea dan The Reds Liverpool pun cukup jauh. Manchester City memimpin dengan mengemas 53 poin, hasil dari 17 kali menang, 2 kali seri, dan 2 kali kalah.

Sementara Chelsea yang berada di urutan kedua dan Liverpool yang berada di urutan ketiga, masing-masing baru mengemas 43 poin dan 42 poin. The Blues butuh 11 poin dan The Reds butuh 12 poin untuk bisa melampaui raihan poin The Citizens.

Artinya The Blues butuh tiga kemenangan dan dua kali seri untuk bisa melampaui The Citizens. Sedangkan The Reds butuh empat kemenangan. Tapi dengan catatan, The Citizens kalah dalam empat atau lima laga. Hal itu tentu bukan sesuatu yang mudah.

Dengan sisa 17 laga lagi, secara teori hal itu memang masih mungkin terjadi. Tapi melihat trend konsistensi The Citizens selama beberapa pekan, sepertinya agak musykil "mengharapkan" The Citizens kalah dalam empat atau lima laga.

Dalam 21 laga The Citizens hanya kalah 2 kali. Kekalahan pertama The Citizens didapat di laga perdana EPL kala bertandang ke kandang Tottenham. Waktu itu The Citizens kalah dari The Lilywhites 0-1.

Sedangkan kekalahan kedua The Citizens didapat di laga ke-10 kala menjamu Crystal Palace. Waktu itu The Citizens kalah dari The Eagles 0-2.

Setelah kalah dari Crystal Palace di laga ke-10, Manchester City tak pernah mengalami kekalahan lagi. Bahkan seri pun tidak. Manchester City terus konsisten meraih kemenangan dari laga ke-11 sampai laga ke-21. Berarti Manchester City telah membukukan kemenangan beruntun 11 kali.

Konsistensi Manchester City yang terus meraih kemenangan dari laga ke-11 sampai laga ke-21 secara beruntun tidak bisa disamai oleh Chelsea atau Liverpool. Dari laga ke-11 sampai laga ke-21, Chelsea hanya mampu  4 kali menang, 6 kali seri, dan satu kali kalah. Sedangkan Liverpool mampu 6 kali menang, 2 kali seri, dan 2 kalah (satu laga lagi ditunda).

Oleh karena itu bisa dimengerti jika Chelsea dan Liverpool tercecer di belakang Manchester City. Sebab kedua tim itu tidak bisa konsisten seperti The Citizens.

Kunci sukses Manchester City sejauh ini, dengan demikian adalah konsistensi. Kalau Manchester City tidak konsisten seperti Chelsea dan Liverpool misalnya, tentu The Citizens tidak akan kokoh di puncak klasemen sementara EPL seperti saat ini.

Manchester City bisa terus konsisten meraih kemenangan demi kemenangan kala berhadapan dengan tim lawan di EPL tak lepas dari peran sang pelatih, Pep Guardiola. Pelatih asal Spanyol itu mampu membangun tim yang kuat dan menjadikan para pemain kompak.    

Lebih dari itu Guardiola telah mampu menyulap para pemain Manchester City berbahaya bagi tim lawan. Hampir semua pemain The Citizens mampu menciptakan gol untuk timmnya. Ibaratnya semua pemain The Citizens mampu menjelma menjadi "striker" nan haus gol.

Tengok saja, pasca ditinggal oleh sang striker Sergio Aguero ke Barcelona dan kemudian pensiun dini, Manchester City seperti tidak kehilangan sosok striker. Sebab hampir semua pemain The Citizens mampu menjelma menjadi sosok "pengganti" Aguero.

Jack Grealish yang dibeli dari Aston Villa dan diproyeksikan oleh The Citizens sebagai pengganti Aguero bahkan jarang melakukan tugasnya dengan baik, yakni jarang mencetak gol. Lagi pula Jack Grealish jarang diturunkan dan dimainkan sebagai starter.  

Justeru para pemain The Citizens lain yang non-striker yang sering mempersembahkan gol dan kemenangan bagi tim yang bermarkas di Etihad Stadium itu. Sebut saja seperti pemain tengah Rodri, Bernardo Silva, atau Riyad Mahrez. Tidak terkecuali para pemain belakang seperti Nathan Ake, Aymeric Laporte, Ruben Dias, atau Joao Cancelo.

Para pemain Manchester City nampaknya akan terus menjadi ancaman bagi tim-tim lawan di sisa laga EPL. Hal itu merupakan bagian dari konsistensi Manchester City.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun