Indonesia akan saling berjibaku dengan Thailand di leg pertama final Piala AFF 2020, Rabu malam (29/12). Indonesia bertemu dengan Thailand di final Piala AFF bukanlah pertama kalinya. Sebelumnya Indonesia pernah bertemu sebanyak tiga kali dengan Thailand.
Pertama, tahun 2000. Babak final waktu itu masih dilangsungkan dalam satu leg. Saat itu Indonesia kalah 1-4 dari Thailand.
Keempat gol Thailand ditandai dengan hattrick dari Worrawoot Srimaka di menit ke-14, ke-18, dan ke-32. Satu gol Thailand lainnya diciptakan oleh Tanongsak Prajakkata di menit ke-65. Sedangkan satu-satunya gol Indonesia dicetak oleh Uston Nawawi di menit ke-20.
Kedua, tahun 2002. Waktu itu Indonesia kembali kalah dari Thailand melalui babak adu penalti setelah kedua tim bermain imbang 2-2 (Gol Indonesia dietak oleh . Dalam babak adu penalti Indonesia kalah 2-4 dari Thailand. Â
Ketiga, tahun 2016. Babak final antara Indonesia versus Thailand saat itu sudah menggunakan dua leg. Di leg pertama Indonesia menang 2-1 atas Thailand melalui gol Rizky di menit ke-65 dan Hansamu di menit ke-70. Sedangkan Thailand mencetak gol lebih dulu melalui Teerasil Dangda di menit ke-33.
Namun sayang di leg kedua Indonesia kalah 0-2 dari Thailand. Kedua gol Thailand diborong oleh Siroch di menit ke-38 dan ke-47.
Indonesia, dengan demikian kalah agregat dari Thailand. Secara agregat Indonesia kalah 2-3 dari Thailand.
Jadi, final Piala AFF 2020 ini merupakan pertemuan keempat kalinya bagi Indonesia dengan Thailand. Apakah kali ini Indonesia akan menang? Kita harap  begitu. Indonesia sudah "hattrick" kalah dari Thailand. Masa di final keempat ini Indonesia harus kalah lagi?
Thailand memang lebih diunggulkan dari Indonesia di final Piala AFF 2020 ini. Namun bukan berarti Indonesia tidak memiliki peluang untuk bisa menang atas Thailand.
Tim nasional Indonesia asuhan Shin Tae-yong saat ini memiliki banyak pemain yang cukup agresif dan tajam. Terbukti, dari mulai pemain belakang sampai penyerang mampu menyumbangkan gol bagi tim Garuda.
Bahkan para pemain tim nasional Indonesia termasuk produktif. Sehingga di fase grup Indonesia mampu mengemas 13 gol. Artinya di tiap pertandingan Indonesia mampu membuat 3,25 gol.
Hal itu jika dibandingkan dengan Thailand, Indonesia masih unggul. Sebab Thailand hanya mampu mengemas 10 gol di fase grup. Artinya di tiap pertandingan, Thailand hanya mampu membuat 2,5 gol saja.
Kemudian di babak semi final. Walau pun dengan perjuangan keras Indonesia akhirnya bisa menang agregat 5-3 atas Singapura. Sedangkan Thailand hanya mampu menang dengan agregat 2-0 atas Vietnam.
Thailand dalam hal ini kalah produktif dari Indonesia. Baik di fase grup maupun di babak semi final. Ini bisa digunakan ukuran relatif bahwa Indonesia memang lebih unggul dari Thailand dalam gelaran Piala AFF 2020 ini.
Kalau saja Indonesia kembali kalah dari Thailand untuk keempat kalinya, mungkin bisa dikatakan kebangetan. Masa sih bisa kalah sampai empat kali oleh lawan yang sama?
Padahal Indonesia juga sebelumnya sudah lima kali masuk final Piala AFF ini. Tiga kali lawan Thailand, satu kali lawan Singapura, dan satu kali lawan Malaysia.
Tiga kali final lawan Thailand, Indonesia kalah. Final lawan Singapura, Indonesia juga kalah. Termasuk final lawan Malaysia, Indonesia juga kalah. Indonesia lima kali kalah di final oleh tiga lawan yang  berbeda. Itu artinya Indonesia hanya mampu "juara kedua" sebanyak lima kali.
Tidak ada satu tim pun peserta Piala AFF yang punya "prestasi" seperti Indonesia. Lima kali masuk final, tapi Indonesia tak pernah satu kali pun menjadi juara. Â
Dalam hal ini Indonesia mungkin bisa belajar kepada Singapura. Singapura tercatat pernah masuk final Piala AFF sebanyak empat kali. Dan dari empat kali final itu Singapura tak pernah kalah. Singapura sukses selalu menang dan jadi juara Piala AFF. Â
Ini mungkin masalah mental. Kita bisa lihat bagaimana kuatnya mental Singapura ketika berhadapan dengan Indonesia di semi final Piala AFF beberapa hari yang lalu. Kendati hanya bermain dengan 9 orang, Singapura hampir saja menyingkirkan Indonesia.
Sekali lagi Indonesia bisa belajar kepada Singapura. Singapura benar-benar memiliki mental baja. Â
Indonesia sudah ada di final untuk keenam kalinya. Kalau sampai kalah lagi dari Thailand, mungkin Indonesia bisa diberi sebutan atau gelar sebagai tim spesialis "finalis Piala AFF". Jangan sampai Indonesia mendapat sebutan itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H