Juara lima kali Liga Champions UEFA, Barcelona harus menjalani Liga Champions UEFA musim ini dengan terseok-seok. Tim asal Catalunia, Spanyol tersebut sampai pertandingan ke-5 (dari 6 pertandingan) fase Grup E belum bisa memastikan lolos ke fase knockout 16 besar.
Padahal biasanya, Barca sudah bisa menyegel satu tempat di fase knockout 16 besar lebih awal ketika pertandingan masih tersisa satu atau dua pertandingan lagi. Namun kini tidak lagi. Barca saat ini bukanlah Barca era Guardiola dulu. Â Â
Kepastian bisa atau tidaknya Barca lolos ke fase knockout 16 besar Liga Champions UEFA harus ditentukan di pertandingan terakhir (pertandingan ke-6). Â Kalau Barca bisa memenangkan pertandingan terakhir itu, maka Barca dipastikan bisa mendapatkan satu tiket tersisa dari jatah dua tiket Grup E ke fase knockout 16 besar.
Satu tiket lain Grup E jauh-jauh hari sudah disegel Bayern Munchen. Bayern Munchen memang sejak awal pertandingan fase Grup E terus menjadi  pemuncak klasemen Grup E.
Sialnya di pertandingan terakhir fase Grup E Kamis dini  hari nanti (09/12), Barca harus menghadapi Bayern Munchen dalam laga hidup-mati. Ini tentu semacam "mission impossible" bagi pasukan Xavi Hernandez.
Mengapa? Mengacu kepada data yang diambil dari uefa.com, menghadapi Munchen, Â Barca sering mengalami kekalahan. Dari 11 (sebelas) kali pertemuan di Liga Champions, Barca hanya mampu menang dua kali atas Munchen dan satu kali bermain imbang. Selebihnya sebanyak 8 kali Barca mengalami kekalahan dari Munchen.Â
Barca terakhir kali kalah dari Munchen di pertandingan pertama fase Grup E Liga Champions musim 2021-2022 ini (15/09/2021). Padahal saat itu Barca bertindak sebagai tuan rumah, tapi kalah telak 0-3 dari Munchen.
Bahkan di pertemuan sebelum pertandingan pertama fase Grup E Liga Champions tersebut, Barca dihajar habis-habisan oleh Munchen dengan skor memalukan 2-8. Â Hal itu terjadi di pertandingan perempat final Liga Champions UEFA musim 2019-2020.
Kendati Barca saat ini ditangani oleh salah satu legenda mereka yakni Xavi Hernandez, nampaknya akan tetap berat bagi Barca untuk memperoleh kemenangan. Skuad Barca saat ini bukan skuad Barca seperti ketika Xavi menjadi pemain.
Lagi pula tim yang akan dihadapi nanti bisa dikatakan salah satu kandidat kuat juara Liga Champions musim ini. Munchen selama pertandingan fase grup tampil sempurna. Dari 5 kali pertandingan, Munchen tak pernah seri apalagi kalah dari lawan-lawannya sesama penghuni Grup E.
Munchen juga tim paling produktif. Tidak hanya dibandingkan dengan tim yang ada di Grup E, tapi juga dengan tim-tim lain kontestan Liga Champions, Mulai dari Grup A sampai dengan  Grup H.
Sampai pertandingan ke-5 Â fase Grup E, Munchen telah mencetak 19 gol. Munchen juga hanya kebobolan 3 gol saja, sehingga hal itu juga menjadikan Munchen sebagai tim dengan selisih gol terbaik, 16 gol.
Itulah mengapa bagi Barca, pertemuan dengan Munchen di pertandingan terakhir fase Grup E Kamis dini hari nanti (09/12) merupakan sebuah "mission impossible". Barca memang kalah segalanya dari Munchen.
Namun di sisi lain bagi Barca pertemuan dengan Munchen nanti merupakan sebuah test cash bagi pelatih baru mereka, Xavi Hernandez. Di sinilah reputasi Xavi diuji. Seandainya  Xavi bisa mengalahkan tim asuhan Julian Nagelsmann nanti, maka kehebatan Xavi tak diragukan lagi.
Selama ini kehebatan Xavi sebagai pelatih tim besar dan di kompetisi yang besar belumlah terbukti. Selama ini orang menyebut Xavi sebagai pelatih yang hebat karena "terintimidasi" oleh kehebatan Xavi sewaktu masih sebagai pemain. Kalau itu memang tidak diragukan lagi.
Tengok saja di pertandingan La Liga Sabtu (04/12) kala Barca menjamu Real Betis. Xavi tidak bisa menghindarkan Barca dari kekalahan. Barca kalah 0-1 di kandang sendiri.
Sejauh ini Xavi belum pernah melatih tim sebesar Barca. Xavi baru melatih tim bernama Al-Sadd yang bermain di liga Qatar.
Bersama Al-Sadd  Xavi memang menuai sukses besar. Xavi berhasil mempersembahkan lima buah trofi untuk tim yang dilatihnya itu dalam jangka waktu kurang dari dua tahun.
Namun kehebatan Xavi yang sesungguhnya bisa teruji ketika berhadapan dengan Munchen nanti. Kalau Xavi bisa mengatasi Lewandowski dan kawan-kawan dan membawa satu tiket ke fase knockout 16 besar, maka jangan lagi meragukan kehebatan Xavi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H