Mohon tunggu...
Wiwin Zein
Wiwin Zein Mohon Tunggu... Freelancer - Wisdom Lover

Tinggal di Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pasangan Anies-Ganjar Sangat Menarik, tapi...

25 November 2021   21:54 Diperbarui: 26 November 2021   08:42 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membicarakan pasangan capres-cawapres (calon presiden-calon wakil presiden) untuk Pilpres (Pemilihan Presiden) tahun 2024 nanti merupakan hal yang menarik. Tak heran jika banyak lembaga survei, pengamat politik, atau media sering membicarakan hal ini.

Sejumlah lembaga survei dan beberapa pengamat politik, selain pernah melakukan beberapa survei mengenai elektabilitas sejumlah tokoh, juga melakukan beberapa simulasi pasangan capres-cawapres. Misalnya mengadakan simulasi, memasangkan Prabowo dengan Puan Maharani, Prabowo dengan Anies Baswedan, atau Prabowo dengan tokoh lainnya.

Ada juga yang membuat simulasi, memasangkan Anies Baswedan dengan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), Anies dengan Puan, Ganjar Pranowo dengan Erick Thohir,  Airlangga Hartarto dengan Ganjar Pranowo, Ridwan Kamil dengan Sandiaga Uno, dan sebagainya.

Membuat simulasi pasangan capres-cawapres untuk pilpres 2024 nanti tentu boleh-boleh saja. Siapa pun boleh melakukannya, tapi tentu dengan argumentasi yang logis dan bisa dipertanggung jawabkan.  

Dalam hal ini ada simulasi satu pasangan capres-cawapres yang sangat menarik. Simulasi pasangan yang dimaksud adalah pasangan Anies Baswedan dengan Ganjar Pranowo.

Bahkan di awal November 2021 pasangan ini sempat viral didukung dan akan dideklarasikan oleh 6 partai politik. Namun ternyata kabar itu dibantah oleh beberapa petinggi partai politik terkait dan dinyatakan sebagai hoaks.

Terlepas dari ada atau tidaknya keterkaitan dengan dukungan partai politik, simulasi pasangan Anies Baswedan dengan Ganjar Pranowo memang sangat menarik untuk dibicarakan. Mengapa? Sebab kedua tokoh itu memiliki elektabilitas tinggi.

Menurut banyak lembaga survei, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo selalu berada di posisi "Tiga Besar" tokoh dengan elektabilitas tertinggi. Seperti hasil survei Indikator Politik di bulan Maret lalu misalnya.

Elektabilitas Anies Baswedan ada di urutan pertama dengan angka 15,2 persen. Sedangkan Ganjar Pranowo berada di urutan ke-2 dengan angka 13,7 persen.

Kemudian hasil survei IPO  (Indonesia Political Opinion) di bulan Agustus. Elektabilitas Anies Baswedan masih ada di urutan pertama dengan angka 18,7 persen. Sedangkan Ganjar Pranowo berada di urutan ke-2 dengan angka 16,5 persen.

Hasil sedikit berbeda disampaikan Poltracking Indonesia. Menurut hasil survei Poltracking Indonesia di bulan Oktober lalu, elektabilitas Ganjar Pranowo justeru berada di urutan pertama dengan angka 22,9 persen.

Anies Baswedan berada di urutan ke-3 dengan angka 13,5 persen. Sedangkan posisi ke-2 ditempati Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto dengan angka 20 persen.

Demikian pula dengan hasil survei Charta Politika. Menurut hasil survei Charta Politika di bulan Agustus, Ganjar Pranowo memiliki elektabilitas 20,6 persen dan berada di urutan pertama. Sementara Anies Baswedan memiliki elektabilitas 17,8 persen dan menempati urutan ke-2.

Pasangan Anies Baswedan-Ganjar Pranowo sebagai capres-cawapres jika melihat elektabilitas keduanya sangat potensial. Kedua pasangan itu juga akan bisa saling melengkapi.

Anies Baswedan bisa disebut sebagai representasi kelompok muslim. Sementara Ganjar Pranowo bisa dipandang sebagai representasi kelompok nasionalis.

Artinya Anies Baswedan berpotensi mampu mendulang suara dari kelompok muslim dan Ganjar Pranowo mendulang suara dari kelompok nasionalis.

Namun masalahnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak memiliki partai politik. Menjadi capres atau cawapres perlu dukungan dari partai politik. Dalam hal ini jika Anies ingin maju sebagai capres atau cawapres sangat tergantung kepada "belas kasihan" partai politik yang akan mendukungnya.

Begitu pula dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Kendati Ganjar memiliki partai politik yakni PDI Perjuangan, tapi tidak serta merta Ganjar bisa maju sebagai capres atau cawapres.

PDI Perjuangan nampaknya tidak akan mendukung kadernya Ganjar Pranowo sekali pun menurut sejumlah lembaga survei memiliki elektabilitas tinggi. PDI Perjuangan sepertinya akan lebih memilih "puteri mahkota" Puan Maharani yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPR RI.

Ganjar juga dalam hal ini sangat tergantung kepada "belas kasihan" partainya, PDI Perjuangan. Kalau partainya itu benar tidak berkenan memberikan dukungan, berarti Ganjar juga sangat tergantung kepada "belas kasihan" partai politik lain yang mungkin akan mendukungnya.

Pasangan Anies Baswedan-Ganjar Pranowo sangat menarik sekaligus sangat potensial memenangkan kontestasi di Pilpres 2024. Tapi masalahnya, kedua tokoh itu belum tentu bisa maju sebagai capres atau cawapres jika tidak ada partai politik yang mau mendukung keduanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun