Si ART mengaku membunuh Yosi karena ia merasa jengkel. Yosi rewel ketika dimandikan. Yosi menangis terus dan tak bisa ditenangkan oleh NU.
Lain lagi kasus yang terjadi di Bandung, Pebruari 2021 lalu. Seorang ART berinisial R (22 tahun) tega menghabisi nyawa majikannya bernama Dewi Romlah (85 tahun) karena mengaku sering dipukuli oleh korban.
Menurut pengakuan R, dirinya semula  tidak berniat  untuk membunuh korban. Akan tetapi karena suatu saat korban terus memarahi dan memukuli dirinya, R menjadi kalap. R kemudian balas memukul korban di bagian kepala sebanyak tiga kali hingga membuat sang majikan meregang nyawa.
Selain kabar tentang kasus ART yang mencuri barang-barang berharga dan menghilangkan nyawa keluarga majikan, kita juga mungkin pernah mendengar ada ART yang merebut posisi majikan perempuannya. Dengan kata lain si ART merebut suami si majikan perempuan. Si ART menjadi pelakor.
Seperti kasus yang  terjadi di Surabaya, Desember 2017. Seorang ART berinisial W (35 tahun) tega merebut suami majikannya berinisial S (45 tahun). Istri S yang juga majikan W berinisial D (40 tahun) pun kemudian memilih untuk menggugat cerai suaminya.
Padahal W adalah orang sekampung D. Ironisnya, D lah yang  pertama kali meminta mempekerjakan W. Namun ternyata W kemudian menjadi "pagar makan  tanaman". Â
Selain kasus-kasus tentang ART yang mencuri barang berharga, menghilangkan nyawa anggota keluarga, atau menjadi pelakor, tentu masih ada lagi kasus lain yang disebabkan oleh kehadiran ART di suatu keluarga.
Beberapa kejadian atau kasus yang disampaikan di atas tentu hanya "kasus". Tidak bisa digeneralisir bahwa semua ART berpotensi melakukan hal-hal buruk atau menjadi malapetaka bagi sebuah rumah tangga. Kalau dalam sebuah organiisasi atau kelompok, kasus ART di atas adalah "oknum" semata.
Beberapa kasus yang disampaikan di atas juga tidak bermaksud untuk menjadikan phobia terhadap ART. Di luar itu, sungguh masih sangat banyak ART yang memang benar-benar menjadi "asisten rumah tangga". Artinya mereka benar-benar membantu pekerjaan rumah tangga, tidak malah menjadi masalah bagi rumah tangga.
Pada prinsipnya kita harus berhati-hati ketika mau menghadirkan seorang ART ke rumah kita. Kita harus "teliti sebelum membeli".
Kita jangan hanya memperhatikan satu aspek saja dari calon ART yang ingin kita ambil. Misalnya kita hanya melihat faktor skill atau keterampilannya saja. Jangan karena si calon ART pandai mencuci, pandai memasak, atau pandai melakukan pekerjaan rumah tangga lain, kita serta merta mengambil si calon ART Â tersebut.