Mandalika, dengan demikian merupakan kawasan wiisata yang tiada duanya. Tak ada satu tempat pun di dunia ini yang menyimpan potensi wisata luar biasa seperti Mandalika. Mandalika memang hanya ada di Indonesia aja. Ya, hanya ada #DiIndonesiaAja.
Oleh karena itu melalui kerangka nation brand "Wonderful Indonesia", pemerintah  terus mempromosikan Mandalika ke luar negeri untuk mengundang wisatawan mancanegara. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan devisa negara dari sektor pariwisata dan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
Semakin banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Mandalika, tentu akan semakin besar pula pemasukan devisa untuk negara. Lebih dari itu perekonomian masyarakat setempat juga akan semakin hidup dan bergairah, sehingga kesejahteraan masyarakat setempat pun semakin meningkat. Â
Hadirnya Mandalika sebagai kawasan wisata dan kawasan ekonomi khusus harus memberi dampak ekonomi yang besar bagi masyarakat setempat. Masyarakat setempat harus diberi akses yang besar dan luas untuk bisa melakukan berbagai macam kegiatan ekonomi  di sana.
Mungkin diantara masyarakat setempat banyak yang memiliki modal untuk melakukan kegiatan ekonomi tetapi terkendala akses atau kesempatan. Dalam hal ini pemerintah tentu saja harus memberi kesempatan kepada mereka sesuai yang mereka butuhkan.
Di sisi lain mungkin diantara masyarakat setempat memiliki kesempatan tetapi tidak memiliki modal untuk melakukan kegiatan ekonomi. Dalam kasus seperti itu pemerintah harus hadir dengan mendorong pihak perbankan untuk bisa memberikan kemudahan akses kredit kepada masyarakat misalnya.
Sebagaimana tujuan dicanangkan adanya kawasan DSP (Destinasi Super Prioritas) oleh pemerintah adalah agar menjadi daya tarik wisatawan dan mampu menumbuhkan ekonomi kreatif yang bisa dinikmati warga setempat. Mandalika sebagai salah satu kawasan DSP mau tidak mau harus mengarah ke sana. Â Â
Kita tentu tidak berharap masyarakat Mandalika hanya menjadi "tamu di rumah sendiri" dalam berbagai macam kegiatan ekonomi yang ada di sana hanya karena mereka tidak memiliki akses atau tidak memiliki modal untuk menjadi subjek kegiatan ekonomi di sana. Kita sama sekali tidak mengharapakan itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H