Mereka sudah merasa bebas dan aman. Mereka merasa sudah tidak perlu lagi menerapkan protokol kesehatan.
Kemudian masalah vaksinasi. Target vaksinasi Indonesia secara nasional adalah 208.265.720 orang. Jumlah tersebut ekuivalen dengan 76,5 persen jumlah penduduk Indonesia.
Berdasarkan data resmi covid19.go.id/p/berita, Jum'at (01/10), sampai saat ini target tersebut baru bisa direalisasikan sebesar 91.079.024 orang (44%) untuk vaksinasi pertama. Kemudian sebesar 51.113.360 orang (24,5%) untuk vaksinasi kedua. Sementara untuk vaksinasi ketiga (booster) sebesar 932.482 orang (0,04%).
Data di atas menunjukkan bahwa vaksinasi di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain. Kita bandingkan untuk vaksinasi kedua saja misalnya, Indonesia baru 24,5%. Sementara banyak negara lain sudah jauh di atas Indonesia.
Kita bandingkan dengan beberapa negara Asia lagi seperti Jepang, Singapore, atau China misalnya. Berdasarkan data dari ourworldindata.org/covid-vaccinations (01/10), Jepang sudah melakukan vaksinasi penuh sebesar 59,54%, Singapore 76,77%, dan China sebesar 70,78%.
Persentase target vaksinasi Indonesia masih jauh. Kalau target vaksinasi pemerintah Indonesia selesai di akhir tahun 2021, artinya masih ada sekira 50 persen lebih lagi target yang harus dikejar. Apakah mungkin target tersebut bisa dikejar sampai akhir tahun 2021 ini?
Bicara kemungkinan, ya mungkin saja. Tapi harus ada upaya konkret dan terukur untuk mengejar target tersebut.
Waktu tersisa kurang lebih 90 hari lagi, sementara target vaksinasi masih 50 persen lagi. Berarti untuk mencapai target vaksinasi selesai di akhir tahun 2021, per hari harus ada kegiatan vaksinasi tidak kurang dari 1.155.555 kali.
Dalam hal ini vaksinasi di Indonesia membutuhkan akselerasi dan ketersediaan vaksin. Jangan sampai pasang target vaksinasi tinggi tapi vaksinnya tidak ada.
Target vaksinasi pemerintah Indonesia sebanyak lebih dari 208 juta jiwa dari jumlah penduduk adalah untuk menciptakan herd immunity (kekebalan komunal). Kalau sudah tercapai, maka virus corona (covid-19) tidak lagi menjadi pandemi tapi berubah menjadi endemi.
Perubahan status virus corona (covid-19) dari pandemi menjadi endemi menurut Menteri Keuangan RI Sri Mulyani beberapa waktu yang lalu, akan terjadi di tahun 2022 nanti. Jadi siap atau tidak, kita harus siap menghadapi endemi.